Which one is you most like,
Original apple juice,
Or drink cans with artificial apple flavor?
Which we prefer,
Sweet girl but rarely wore makeup so it looks be some spots of acne on his
face,
Or the girl who white as porcelain yet filled with heavy makeup?
Which do you prefer more,
The man who does not talk much but honestly say that he loves you very
much,
Or the man who a lot of praise and seducing you, but praise and even then
he used to seduce other women?
Which is more you select,
Kawan is there for you, when you're lucky and happy,
Or friends, which will appear when you're really in trouble and need a
helping hand?
Which one would you rely on,
Employees who can do anything, full of achievement, but can use any means
that are not necessarily honest,
Or employees who dare denounce his superiors, but full of integrity?
Which one would you nominate,
Leaders are assertive, full of courage, but no conscience,
Or leaders rather dumb, but to understand the hearts and minds of all
people?
Which one would you eat,
The food was not really what you like but healthy,
Or food is you like, but make your body breaks down?
Where are we going to do,
Healthy lifestyle which is exhausting, complete with regular exercise,
Or a comfortable lifestyle, not a hassle, but it makes you sick in old age?
Which will we take,
On their own, with the risk of losing money,
Or be a slave to entrepreneur with wages earned each month?
All is a life choice,
With the consequences of each.
Never really existed the so-called comfort zone.
Comfort zone,
This means that we have to pay dearly later on.
Or we can choose otherwise,
No pain,
Enjoy the results later in the day.
Bad life choices,
Often happens because we are selfish towards ourselves,
So we short-sighted and narrow.
If we really love our lives,
So should we just will choose the best for ourselves.
Human beings are confusing.
Humans never even really loved life and their own lives.
Sigmund Freud once said,
Humans have two instincts in his subconscious,
Namely the instinct for life,
And at the same time have the instinct to die.
Humans struggle for a living,
But at the same time spoil themselves with drinking, drugs, unhealthy
foods, bad lifestyle, promiscuity, even up until the desire to commit suicide.
If I really want to live,
We would never be compelled to undertake the destruction of ourselves.
If we really love our lives,
We would never do anything bad,
Against themselves or against others.
Each choice leads us to the next stage choices and consequences.
Each climbs we choose to lead us on the ascent which is increasingly
rising.
Each slope we choose only to lead us on the next escarpment which is will
lead us to the abyss of suffering.
Nothing is more responsible for our life other than ourselves.
If we never really present and there for ourselves,
So we has been totally throw our own lives.
When bins are still reusable and recyclable,
Why do we never appreciate ourselves,
Ourselves what it is,
With all the potential is there to be sharpened.
If there is no cane,
The root was so.
Do not waste our lives and let huddled in trash.
We are not garbage,
Whatever other people will say about us,
Stay there for ourselves until the last breath.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Mana yang lebih kau suka,
Jus apel asli,
Ataukah minuman kaleng dengan
rasa apel buatan?
Mana yang lebih kita sukai,
Gadis yang manis namun jarang
memakai riasan sehingga terlihat beberap bintik jerawat pada wajahnya,
Ataukah gadis yang putih
bersih seperti porselen namun penuh dengan riasan tebal?
Mana yang lebih kau sukai,
Pria yang tidak banyak bicara
namun dengan jujur mengatakan bahwa ia sangat mencintaimu,
Atau pria yang banyak memuji
dan merayumu tapi pujian itupun digunakannya untuk merayu para wanita lain?
Mana yang lebih kau pilih,
Kawan yang hadir untukmu
dikala kau sedang beruntung dan bahagia,
Atau kawan yang baru muncul
saat kau benar-benar dalam kesukaran dan membutuhkan uluran tangan?
Mana yang akan kau andalkan,
Karyawan yang dapat melakukan
apa saja, penuh prestasi, namun dapat menggunakan segala cara yang belum tentu
jujur,
Atau karyawan yang berani
mencela atasannya, namun penuh integritas?
Mana yang akan kau tunjuk,
Pimpinan yang tegas, penuh
keberanian, namun tidak berhati nurani,
Atau pimpinan yang agak
dungu, namun mau memahami hati dan pikiran segenap rakyatnya?
Mana yang akan kau makan,
Makanan yang tidak benar-benar
kau sukai tapi sehat,
Ataukah makanan yang sangat
kau sukai tapi membuat tubuhmu rusak?
Mana yang akan kita lakukan,
Pola hidup sehat yang
meletihkan, lengkap dengan olahraga,
Ataukah pola hidup yang
nyaman, tidak merepotkan, namun membuatmu sakit-sakitan di masa tua?
Mana yang akan kita tempuh,
Berusaha sendiri dengan
resiko merugi,
Ataukah menjadi budak
pengusaha dengan upah yang didapat setiap bulannya?
Semua adalah pilihan hidup,
Dengan konsekuensinya masing-masing.
Tak pernah benar-benar ada
zona nyaman.
Zona nyaman,
Artinya kita harus membayar
mahal di kemudian hari.
Atau kita dapat memilih sebaliknya,
Bersakit-sakit dahulu,
Menikmati hasilnya di
kemudian hari.
Pilihan hidup yang buruk,
Acapkali terjadi karena kita
egois terhadap diri kita sendiri,
Sehingga kita berpikiran pendek
dan sempit.
Bila kita benar-benar mencintai
hidup kita,
Maka semestinya kita hanya
akan memilih yang terbaik bagi diri kita.
Manusia adalah makhluk yang
membingungkan.
Manusia bahkan tak pernah benar-benar
mencintai hidup dan kehidupan mereka sendiri.
Sigmund Freud pernah berkata,
Manusia memiliki dua insting dalam alam bawah sadarnya,
Yakni insting untuk hidup,
Dan di saat bersamaan
memiliki insting untuk mati.
Manusia berjuang mencari
nafkah,
Namun di saat bersamaan
merusak diri dengan meminum minuman keras, obat terlarang, makanan tak sehat,
pola hidup buruk, pergaulan bebas, hingga keinginan untuk bunuh diri.
Bila aku benar-benar ingin
hidup,
Takkan pernah kita terdorong
untuk melakukan pengrusakan terhadap diri kita sendiri.
Bila kita benar-benar mencintai
kehidupan kita,
Kita takkan pernah melakukan
perbuatan buruk,
Terhadap diri sendiri maupun
terhadap orang lain.
Setiap pilihan mengarahkan
kita pada pilihan dan konsekuensi tahap selanjutnya.
Setiap tanjakan yang kita
pilih akan mengarahkan kita pada tanjakan yang kian meninggi.
Setiap turunan yang kita
pilih hanya akan mengarahkan kita pada turunan berikutnya yang akan
mengantarkan kita pada jurang derita.
Tak ada yang lebih
bertanggung jawab atas hidup kita selain diri kita sendiri.
Bila kita tak pernah benar-benar
hadir dan ada bagi diri kita,
Maka kita telah benar-benar mencampakkan
hidup kita sendiri.
Bila sampah saja masih dapat
digunakan ulang dan didaur ulang,
Mengapa kita tak pernah
menghargai diri kita,
Apa adanya,
Dengan segenap potensi yang
ada untuk diasah.
Tak ada rotan,
Akar pun jadi.
Jangan buang hidup kita dan
membiarkannya teronggok di tong sampah.
Kita bukan sampah,
Apapun orang lain akan
berkata mengenai kita,
Tetaplah ada bagi diri kita
hingga nafas terakhir.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.