Courage means has to acknowledge and confront his own fears.
When we find ourselves,
We go beyond these fears,
And fear makes it as our travel companions,
Not as our enemy.
Pain, boredom, desires, memories,
All of which is a series of mental processes,
Its companions with fear in us.
Like a man afraid of the dark depths of the ocean fill,
Start imagining horrible creatures like dragons,
Or other mysterious vicious animal.
But when we entered and explored the ocean floor,
We find a life that is no different from the lives of other land creatures.
Often all it was only a mere imagination,
Is due to our fear of uncertainty,
Ignorance.
Our opponent is not a fairy tale creatures sort of dragon,
Neither is it an alien from outer space,
However, our own ignorance.
Inner darkness.
Gray clouds that cover our eyes.
Being brave does not mean to hit the embers,
Through the rain of bullets,
Jumping from buildings,
Or resist and subvert an elephant and a lion.
But conquering ego and ignorance of our own.
A called brave,
When he dared to live this frightening,
Honest way and without hurting other creatures,
Without claimed the rights of others,
Without harming others,
Without injuring himself or another person.
Being brave does not mean crashing stupidly,
Without thinking long.
Being brave means to begin to see and acknowledge everything what their
as-is.
A brave opens its eyes to reality,
Not deceive ourselves,
Or fooling others in the hope of self-deception.
Being brave began to think, say, and act honestly.
Whatever the consequences.
Not easily shaken, unmoved.
Quiet, and elegant.
Inner calm balanced.
Although slammed inner turmoil as swift as any.
Oh, it is not easy to become a daredevil.
Being brave is not much talked and reasoned with.
Being brave means speak no much,
Say necessary,
And brave a heavy burden on the shoulders,
Without complaining.
Standing on the leg and his own mind.
Whatever others say of him.
The mind is always calm in balanced,
Not deterred.
Without complaining.
A brave man not mean it can not shed tears,
But he will only share happiness,
Not lamentation.
He was a sun that share the warmth of its rays,
Not a black hole that sucks everything nearby.
A brave man will shine,
Because he deserve it.
A brave man can still feel pangs of heart cut,
Physical pain of aging,
Poignant on cruel world.
But he still continue to live without harming any creature.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Kawanku, keberanian bukan
berarti tidak pernah mengenal rasa takut.
Keberanian berarti telah
mengakui dan menghadapi rasa takutnya sendiri.
Ketika kita menemukan diri kita
sendiri,
Kita melampaui ketakutan
tersebut,
Dan menjadikan ketakutan itu sebagai
kawan seperjalanan kita,
Bukan sebagai musuh kita.
Rasa sakit, kebosanan,
keinginan, kenangan,
Semua itu merupakan
serangkaian proses mental,
Yang sekawan dengan ketakutan
dalam diri kita.
Bagaikan manusia yang takut
terhadap isi kedalaman lautan yang gelap,
Mulai membayangkan berbagai
makhluk mengerikan seperti naga,
Atau hewan ganas misterius
lainnya.
Namun ketika kita telah memasuki
dan menjelajahi dasar samudera,
Kita menemukan sebuah
kehidupan yang tidak berbeda dengan kehidupan makhluk daratan lainnya.
Seringkali semua itu hanya
menjadi imajinasi kita belaka,
Terjadi akibat ketakutan kita
akan ketidakpastian,
Ketidaktahuan.
Lawan kita bukanlah seekor
makhluk dongeng semacam naga,
Bukan pula alien dari luar
angkasa,
Namun kebodohan kita sendiri.
Kegelapan batin.
Awan kelabu yang menutupi
pandangan mata kita.
Menjadi pemberani bukan
berarti harus menerjang bara api,
Menembus hujan peluru,
Melompat dari gedung
bertingkat,
Atau melawan dan menumbangkan
seekor gajah dan singa.
Tapi menaklukkan ego dan
kebodohan batin kita sendiri.
Seorang disebut pemberani,
Ketika ia berani menjalani
hidup yang menakutkan ini,
Dengan cara jujur dan tanpa
menyakiti makhluk lain,
Tanpa merenggut hak orang
lain,
Tanpa merugikan orang lain,
Tanpa melukai dirinya sendiri
maupun pribadi lain.
Menjadi pemberani bukan
berarti menerjang dengan bodohnya,
Tanpa berpikir panjang.
Menjadi pemberani artinya
mulai untuk melihat dan mengakui segala apa adanya sebagai apa adanya.
Seorang pemberani membuka
mata melihat kenyataan,
Bukan mengelabui diri,
Ataupun membodohi orang lain
dengan harapan dapat membohongi diri sendiri.
Menjadi pemberani dimulai
dengan berpikir, berucap, dan bertindak jujur.
Apapun konsekuensinya.
Tidak mudah goyah, bergeming.
Tenang, dan elegan.
Batin yang tenang seimbang.
Meski dihempas gejolak batin
sederas apapun.
Oh, sungguh tidaklah mudah menjadi
seorang pemberani.
Menjadi pemberani bukanlah
dengan banyak berbicara dan beralasan.
Menjadi pemberani justru
hemat berbicara,
Berucap seperlunya,
Dan berani memikul beban
berat di pundak,
Berdiri diatas kaki dan
pikirannya sendiri.
Apapun yang dikatakan orang
lain atas dirinya.
Batin senantiasa tenang
seimbang,
Tidak tergoyahkan.
Tanpa mengeluh.
Seorang pemberani bukan tidak
dapat menitikkan air mata,
Namun ia hanya akan berbagi
kebahagiaan,
Bukan ratap tangis.
Ia adalah seorang mentari
yang berbagi kehangatan sinarnya,
Bukan seorang lubang hitam
yang menghisap apapun yang ada di dekatnya.
Seorang pemberani akan
bersinar,
Karena ia patut
mendapatkannya.
Seorang pemberani tetap dapat
merasakan perihnya hati yang tersayat,
Sakitnya fisik yang menua,
Pedih atas kejamnya dunia.
Namun ia tetap melanjutkan
hidup tanpa merugikan makhluk manapun.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.