JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

The Same Rights

We are major actors in our own lives.
That is why every living being has the opportunity to become a Buddha.
What distinguishes one human being with another human being,
It is inner quality.
Most people choose to wallow in the mire of samsara world,
Suffer repeatedly in a cycle wheel of samsara.
And even aware that pain,
Stupid humans continued want to re-incarnated,
Took him from birth to birth the next,
Endless.
It is not fair that men are created are not equal in wisdom,
Even the figure depicted the prophet so special,
Especially,
Even privileged by God, so that God will only speak to him.
Where is the power of God,
When God became human monopoly of one person?
In fact, God almighty,
It does not take a prophet to proclaim any message.
Enough for us to pause for a moment,
Disconnect all our activities for the moment,
Sitting meditation,
And you will know that meditation is the universal language of the universe,
The voice of God himself.
Be aware of yourself,
Aware of the phenomenon of mind and your physical,
That's the chant melody sound of the universe,
And the sound of the universe is the voice of God.
As simple as that.
But still,
Because of ignorance,
Human searching for God, by relying on a man who claims to have a revelation from God.
Being a Buddha,
Not because Gaotama born as Buddha,
Nor Award,
However, a result of a long struggle,
The struggle in the cycle of rebirth countless,
Collecting Parami,
To ripe for wisdom,
In which of such wisdom continuously refined in one life,
Continue into the next life.
Not only Siddharta Gaotama fight in his life as a prince in Nepal,
But he first met the previous Buddha,
And determined to also become a Buddha,
Since then,
Life after life hereafter,
He directs himself to forge the self training,
Until the end result of the exercise itself into a mature,
And enlightened.
You,
And we all,
Is the main character in our own lives.
Not someone else who will be able to take over the suffering of our lives,
But we alone are responsible for our own lives.
Realizing the responsibility is in our own hands,
We become aware of,
The fate is in our own hands.
We alone will determine and create our future,
And keep striving towards that direction.
Although in this life we still have not reached the goal,
Commit,
To resume the struggle steps in the next life,
And continued in the next life.
Life is about struggle and responsibility.
Humans can deceive others,
But nobody was really able to fool yourself.
There is no other truth beyond this,
When we are honest with ourselves,
As it is.

© HERY SHIETRA Copyright.

Kita adalah pemeran utama di dalam kehidupan kita sendiri.
Itulah sebabnya setiap makhluk hidup memiliki kesempatan menjadi seorang Buddha.
Yang membedakan manusia satu dengan manusia lain,
Ialah karena kualitas batin.
Sebagian besar orang memilih untuk berkubang dalam lumpur dunia samsara,
Menderita berulang kali dalam siklus roda samsara.
Dan meski sadar akan derita itu,
Manusia bodoh terus hendak kembali menjelma,
Membawanya dari kelahiran satu menuju kelahiran berikutnya,
Tiada akhir.
Adalah tidak adil bila manusia diciptakan tidak setara dalam kebijaksaan,
Bahkan digambarkan sosok nabi yang demikian istimewa,
Teristimewa,
Bahkan diistimewakan Tuhan sehingga Tuhan hanya mau berbicara dengan dirinya.
Dimanakah letak kuasanya Tuhan,
Bila Tuhan menjadi monopoli diri satu orang manusia?
Faktanya, Tuhan maha kuasa,
Tidak butuh seorang pun nabi untuk mewartakan pesannya.
Cukup kita hening sejenak,
Lepaskan segala aktivitas kita untuk sejenak,
Duduk bermeditasi,
Dan Anda akan tahu bahwa meditasi ialah bahasa universal dari alam semesta,
Suara Tuhan itu sendiri.
Menyadari diri Anda,
Menyadari fenomena batin dan fisik Anda,
Itulah melodi lantunan suara alam semesta,
Dan suara alam semesta ialah suara Tuhan.
Sesederhana itu.
Namun tetap saja,
Karena kebodohannya,
Manusia mencari-cari Tuhan dengan bergantung pada seorang manusia yang mengaku memiliki wahyu daru Tuhan.
Menjadi seorang Buddha,
Bukan karena terlahir sebagai Buddha,
Bukan pula pemberian,
Namun sebuah hasil dari perjuangan panjang,
Perjuangan dalam siklus kelahiran kembali yang tidak terhitung jumlahnya,
Mengumpulkan Parami,
Demi mematangkan kebijaksanaan,
Yang mana kebijaksanaan tersebut terus diasah dalam satu kehidupan,
Berlanjut ke kehidupan selanjutnya.
Bukan hanya Siddharta Gaotama berjuang dalam kehidupannya sebagai seorang pangeran di Nepal,
Namun ia pertama kali berjumpa dengan Buddha terdahulu,
Dan bertekad untuk juga menjadi seorang Buddha,
Sejak itulah,
Kehidupan demi kehidupan selanjutnya,
Dirinya mengarahkan diri untuk menempa pelatihan diri,
Hingga pada akhirnya buah dari latihan dirinya menjadi matang,
Dan tercerahkan.
Anda,
Dan kita semua,
Adalah pemeran utama dalam kehidupan kita sendiri.
Bukan orang lain yang akan mampu mengambil alih penderitaan hidup kita,
Namun kita seorang diri yang bertanggung jawab atas kehidupan kita sendiri.
Menyadari tanggung jawab ada di tangan kita sendiri,
Kita menjadi menyadari,
Nasib ada di tangan kita sendiri.
Kita sendiri yang menentukan dan menciptakan masa depan kita,
Dan terus berjuang menuju ke arah itu.
Meski di kehidupan kini kita masih belum mencapai tujuan,
Bertekadlah,
Untuk kembali melanjutkan langkah perjuangan itu di kehidupan selanjutnya,
Dan terus dikehidupan selanjutnya.
Hidup adalah perihal perjuangan dan tanggung jawab.
Manusia dapat membohongi orang lain,
Namun tak seorang pun mampu benar-benar membodohi diri sendiri.
Tidak ada kebenaran lain di luar ini,
Bila kita bersikap jujur pada diri kita,
Apa adanya.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.