JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

There is No I AM

Who are you?
Who am I?
Is it true that there is a named “I AM” ?
With all the power,
Even with deceit,
We take the rights of others,
Just for ourselves.
However, we'll never know,
Is that correct, there is called “I AM”.
During this time we are introduced to the concept of earthly matter,
Named the “I AM”,
Ie an entity self-eternal life.
My body.
My soul.
My house.
My treasure.
My girlfriend.
My wife or My husband.
My self-esteem.
We know a lot of calls and figure named I AM.
But we never really know who I AM.
In fact we do not really know who ourselves.
People began droves of to seek legal assistance psychologist,
Just for the sake able to know himself.
People scramble to find a doctor,
Just for the sake heal by his own body.
People half-mad created by his own body,
Just for the sake of beautifying themselves,
Or facial surgery, if necessary.
His own body,
But he could not set himself,
So go ask the help of experts to change the shape of the face,
Or even change gender.
Not accepting yourself as it is,
It is not I AM, so they say.
And who I AM, if so?
I AM want burly,
But this body did not turn out as I AM envisioned.
I AM want the bear to sit for a whole day,
But within ten minutes my ass was screaming in pain.
If this body is I AM,
Why I AM was so frail,
Easily injured,
Easy to infection,
Damaged easily?
Getting older?
Be ugly?
When I AM have a feeling,
Or this feeling that feeling is I AM,
So why, I AM can not taste all the flavors of the food as tasty?
Why do I AM actually make sense of suffering?
Why do I know the feeling of sadness?
Why I AM fell in frustration?
Why I AM leads to despair?
Why do I AM feel the need to disappear?
If my memory is part of the I AM,
Why I AM can forgotten
Transformed dementia,
Even failed to remember?
Why had the bad memories appeared without defense?
Why I AM not able to set up,
To only remember the sweet memories?
Is not a trait I AM hurting the one named I AM.
Is not the nature of ME to move against the will of I AM.
But often we meet,
Our intention impulse brings us to the abyss of disaster.
Why I AM encourage I AM to do something,
Which I AM will regret that will itself in the future?
Why do I AM have the desire to do bad,
Which will only damage self I AM?
Why I AM can not restrain the desire and passion of I AM?
Why do I AM move against the will of I AM?
Why I AM do not really know what the I AM desire?
If this awareness is I AM,
Why I AM powerless to control various senses of I AM?
Why would MY mind jumps around like a monkey crazy?
Why would I AM try to hold my nose while inhaling the bad smell?
Why do I turn when watching the ugly scene?
Why do I AM get away when feeling hot or cold?
Why do I AM suffer without hearing the sound of singing and music?
Why do I AM always desperately trying to find delicious food just for the sake of my tongue tasting senses serve this?
Who AM I ?
Is there really a named body of of I AM?
Soul of I AM?
Is it true that there is a soul of I AM eternal after death?
I AM do not even know who I AM.
This body is like the corpse.
This soul is like the hallucinations without core.
So, where was I AM?
Is it true that this world know the figure named I AM?
I AM is merely a misconception about yourself,
The same extreme views on nihilism.
Eternalism, nihilism,
Moving from one pendulum to the other pendulum.
Truth does not lie in two such extreme views.
When there is a core of eternal self named I AM,
So no Nibbana.
On the contrary,
If there is no self,
So no law of karma.
Middle way.
That is not engaged in any extreme poles,
Began removing misperception about ME, SELF, or I AM.

© HERY SHIETRA Copyright.

Siapakah Anda?
Siapakah saya?
Apakah benar ada yang bernama “AKU”?
Dengan segala daya,
Bahkan dengan tipu daya,
Kita mengambil hak orang lain,
Hanya untuk diri kita sendiri.
Namun, kita tak pernah tahu,
Apa benar, ada yang bernama “AKU”.
Selama ini kita dikenalkan pada konsep materi duniawi,
Bernama “AKU”,
Yakni suatu entitas diri hidup yang kekal dan tunggal.
Tubuh AKU.
Jiwa AKU.
Rumah AKU.
Harta AKU.
Pacar AKU.
Istri atau suami AKU.
Harga diri AKU.
Kita banyak menyebut dan mengenal sosok bernama AKU.
Namun kita tak pernah benar-benar tahu siapa AKU.
Bahkan kita tak benar-benar kenal siapa diri kita sendiri.
Orang mulai berbondong-bondong meminta bantuan hukum psikolog,
Hanya demi dapat mengenal dirinya sendiri.
Orang pontang-panting mencari dokter,
Hanya demi menyembuhkan tubuhnya sendiri.
Orang setengah gila dibuatnya,
Hanya demi mempercantik diri,
Atau operasi wajah, bila perlu.
Tubuhnya sendiri,
Namun tak bisa ia atur sendiri,
Sehingga pergi meminta bantuan ahli untuk merubah bentuk wajah,
Atau bahkan merubah gender.
Tidak menerima diri apa adanya,
Ini bukan AKU, demikian mereka berkata.
Lalu siapa AKU, jika begitu?
AKU ingin bertubuh kekar,
Namun tubuh ini tak berubah seperti yang AKU idamkan.
AKU ingin agar tahan duduk selama seharian penuh,
Namun dalam sepuluh menit bokong AKU sudah menjerit kesakitan.
Jika tubuh ini adalah AKU,
Mengapa AKU begitu ringkih,
Mudah terluka,
Mudah infeksi,
Mudah rusak?
Menjadi tua?
Menjadi buruk rupa?
Bila AKU memiliki perasaan,
Atau perasaan ini yang merasakan ialah AKU,
Lantas mengapa, AKU tak dapat mengecap semua rasa makanan sebagai lezat?
Mengapa AKU justru membuat perasaan derita?
Mengapa AKU mengenal perasaan sedih?
Mengapa AKU jatuh dalam perasaan frustasi?
Mengapa AKU mengarah pada putus asa?
Mengapa AKU merasakan keinginan untuk lenyap?
Jika ingatanku adalah bagian dari AKU,
Mengapa AKU dapat lupa,
Menjelma pikun,
Bahkan salah mengingat?
Mengapa pula kenangan buruk muncul tanpa dapat dibendung?
Mengapa AKU tak mampu untuk diatur,
Agar hanya mengingat kenangan-kenangan yang manis?
Adalah bukan sifat AKU untuk menyakiti diri AKU sendiri.
Adalah bukan sifat AKU untuk bergerak melawan kehendak AKU.
Namun kerap kali kita jumpai,
Dorongan niat kita membawa kita pada jurang petaka.
Mengapa AKU mendorong AKU untuk berbuat sesuatu,
Yang akan AKU sesali sendiri di kemudian hari?
Mengapa AKU memiliki keinginan berbuat buruk,
Yang hanya akan merusak diri AKU sendiri?
Mengapa AKU tak dapat mengekang keinginan dan hasrat AKU sendiri?
Mengapa AKU bergerak melawan kehendak AKU sendiri?
Mengapa AKU tak benar-benar tahu apa keinginan AKU sendiri?
Bila kesadaran ini adalah AKU,
Mengapa AKU tak berdaya mengontrol berbagai indera AKU?
Mengapa pikiran AKU melompat kesana-kemari seperti seekor monyet gila?
Mengapa AKU mencoba menutup hidung ketika menghirup aroma tak sedap?
Mengapa AKU berpaling ketika menyaksikan pemandangan buruk rupa?
Mengapa AKU menjauh ketika merasakan panas atau kedinginan?
Mengapa AKU menderita tanpa mendengar suara nyanyian dan musik?
Mengapa AKU selalu mati-matian berupaya mencari makanan lezat hanya demi meladeni indera pengecapan lidahku ini?
Siapa AKU ini?
Benarkah ada yang bernama tubuh AKU?
Jiwa AKU?
Apakah benar terdapat jiwa AKU yang kekal setelah kematian?
AKU bahkan tak kenal siapa AKU.
Tubuh ini tak ubahnya dengan mayat.
Jiwa ini tak ubahnya dengan halusinasi tanpa inti.
Jadi, dimanakah AKU?
Benarkah dunia ini mengenal sosok bernama AKU?
AKU adalah konsepsi keliru mengenai diri,
Yang sama ekstrim dengan pandangan mengenai nihilisme.
Eternalisme, nihilisme,
Bergerak dari satu bandul menuju bandul lain.
Kebenaran tidak terletak pada dua pandangan ekstrim demikian.
Bila terdapat diri inti yang kekal bernama AKU,
Maka tiada Nibbana.
Bila tiada terdapat diri,
Maka tiada hukum karma.
Jalan tengah.
Artinya tidak bergerak dalam kutub ekstrim manapun,
Mulai melepas pandangan keliru mengenai AKU.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.