A grandfather telling a story to his grandchildren,
That there is a pair of wolves who were fighting in the hearts of his
grandfather.
A big bad wolf,
And the good wolf.
The wolves are now fighting, tearing and biting each other.
The grandson asked,
Grandfather, which wolf that is likely to survive and win?
The grandfather answered,
My grandson the wolf which going to win and survive,
Is the wolf whom be fed every day.
Every day, we not only feed on our stomach,
However, various foods of hearing,
Food of mind,
Food of eyesight,
Food of touch,
And various other foods.
Each person possessing two types of personalities at the same time,
Noble personal character,
And personal with a dark character.
Humans are subject to change and may manifest as what he fed his own mind.
Humans can be turned into a good or evil,
Not as easy as pressing the ON or OFF the light switch.
However it is the form of a long process,
Such as giving food to the wolves in our hearts and minds.
Which wolf will going to win and survive,
Very dependent on our treatment of each of these the wolf.
Each of us has the potential and equal opportunities,
Opportunities to grow up to be a thief,
Or grow up to be a generous man.
We have a right and always have the right to choose and determine the
direction of our own lives.
Not by pressing the "ON" or "OFF",
But choosing which wolf are we going to feed every day.
Bad luck, not the self-justifying excuse for us to seize the rights of
others.
Good luck, not become a means for us to patronize and oppress those weaker
than us.
Indeed, that a good human being does not guarantee to survive in this
world,
True also that being an honest man does not give us the guarantee will live
in security,
Nor are the guarantee for us to live in peace as a noble-hearted man.
Also the fact that being an evil will be able to have a lot of wealth,
Is the fact also by power, someone will live in prosperous although built
on the dirty deed,
Same facts become black-hearted person does not mean he will live to suffer
in this world.
But natural law binding and applies to everyone,
Without discrimination,
Without exception.
Because in fact life is suffering and continue to suffer as a result no one
can be satisfied,
Then it becomes a good man or a bad man will be the same fate in turn,
Namely the physical pain because of illness, old age, and death.
As many people as evil depriving other people's lives,
He will remain subject to the law of impermanence, suffering, and
dissatisfaction.
Being a wicked man, no guarantee will be free from suffering,
Which can manifest in many forms.
Being honest maybe we will suffer economically.
But being human fraudsters, although wealthy economically,
But suffering remains plaguing him in a different form,
So discontentment remained in control of every individual.
Because of discontentment and suffering, is not the monopoly of people who
are honest and good heart,
So why do we still choose to be evil for the sake of holding firmly the
belief that being honest and kindness will bring suffering.
In fact between the honest and the fraudsters are equally suffer,
It is just, in the face and a different form of suffering.
Being honest,
Perhaps we will come out as the loser in the world this earthly mortal.
But being a bad guy,
Any fortunate as himself during his life as a human being,
Even able to ride the lives of many honest people,
But he was not able to conquer the inner darkness itself,
Became the object of his own inner darkness.
Any sad life of people who are honest and kind,
At least he had become the master of his own life,
And to be a winner of life,
Because it is not subject to the threat offered by life that is always
unfair,
By staying upright on honesty as hard and as bad as any of this life.
This mortal life will not be able to buy the principle of the life of a
noble.
We want to be treated as what it is, and how the outside world treat
ourselves,
We can not control.
Be good and honest does not mean by itself the external world, will give a
positive response to us.
We are only able to control a determination in ourselves.
At least that's the last thing left,
That we can still grapple with.
Idealism is the most important treasure of human beings,
Which must be maintained until the death.
Even if we are dying therefore,
Even if we were killed, therefore,
At least we do not put an end to our lives and close our eyes, as an
immoral criminal.
Hard life might be able to beat us,
But the cruel life that would never be able to buy our identity.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Seorang kakek berkisah pada
sang cucu,
Bahwa ada sepasang serigala
yang sedang bertarung di dalam hati sang kakek.
Seekor serigala jahat,
Dan seekor serigala baik.
Serigala-serigala itu kini
sedang bertarung dan saling mencabik serta menggigit satu sama lain.
Sang cucu bertanya,
Kakek, serigala mana yang
sepertinya akan bertahan dan menang?
sang kakek menjawab,
Cucuku, serigala yang akan
menang dan bertahan,
Ialah serigala yang diberi
makan setiap harinya.
Setiap hari, kita bukan saja
memberi makan pada perut kita,
Namun berbagai makanan
pendengaran,
Makanan pikiran,
Makanan penglihatan,
Makanan sentuhan,
Dan berbagai jenis makanan
lainnya.
Setiap pribadi menyimpan dua
jenis kepribadian disaat bersamaan,
Pribadi yang berwatak mulia,
Dan pribadi yang berwatak gelap.
Manusia dapat berubah dan
dapat menjelma seperti apa ia memberi makan pikiran dirinya sendiri.
Manusia untuk dapat menjadi
baik atau berubah menjadi jahat,
Tidak semudah menekan tombol
ON atau OFF pada saklar lampu.
Namun adalah bentuk proses
yang panjang,
Seperti memberi makanan pada
serigala dalam hati dan pikiran kita.
Serigala manakah yang akan
menang dan bertahan,
Sangat bergantung pada
perlakuan kita terhadap masing-masing dari serigala tersebut.
Setiap dari kita memiliki
potensi dan kesempatan yang sama,
Peluang untuk tumbuh menjadi
seorang pencuri,
Atau tumbuh besar menjadi
seorang dermawan.
Kita berhak dan selalu
memiliki hak untuk memilih dan menentukan arah hidup kita sendiri.
Bukan dengan cara menekan
tombol “ON” atau “OFF”,
Namun memilih memberi makan
serigala yang mana.
Nasib buruk, bukan menjadi
alasan pembenaran diri bagi kita untuk merampas hak orang lain.
Nasib baik, bukan menjadi
ajang bagi kita untuk merendahkan dan menindas orang yang lebih lemah dari
kita.
Betul bahwa menjadi manusia
yang baik tidak menjamin akan selamat hidup di dunia ini,
Betul juga bahwa menjadi
manusia yang jujur tidak memberi kita jaminan akan hidup dengan tenteram,
Tidak juga terdapat jaminan
bagi kita untuk hidup secara sejahtera dengan menjadi manusia yang mulia.
Juga merupakan fakta bahwa
menjadi seorang berhati jahat akan mampu memiliki banyak harta kekayaan,
Adalah fakta pula dengan
memiliki kekuasaan seseorang akan hidup secara makmur meski dibangun diatas perbuatan
yang kotor,
Sama faktanya menjadi orang
berhati hitam tidak diartikan ia akan hidup menderita di dunia ini.
Namun hukum alam mengikat dan
berlaku untuk semua orang,
Tanpa pandang bulu,
Tanpa terkecuali.
Karena pada hakekatnya hidup
adalah penderitaan dan senantiasa menderita akibat tiada terpuaskan,
Maka menjadi manusia baik
ataupun menjadi manusia buruk akan bernasib sama saja pada gilirannya,
Yakni derita fisik karena
sakit, usia tua, dan kematian.
Sebanyak apapun orang jahat
merampas hak hidup orang lain,
Dirinya akan tetap tunduk pada
hukum ketidakkekalan, penderitaan, dan ketidakpuasan.
Menjadi manusia jahat sekalipun,
tak menjamin akan bebas dari derita,
Yang dapat bermanifestasi
dalam berbagai bentuk.
Menjadi orang jujur mungkin
kita akan menderita secara ekonomi.
Namun menjadi manusia penipu
meski kaya raya secara ekonomi,
Namun penderitaan tetap
menjangkiti dirinya dalam bentuk yang berbeda,
Sehingga ketidakpuasan tetap
menguasai setiap individu.
Karena ketidakpuasan dan
penderitaan ini bukan monopoli orang yang jujur dan baik hati,
Maka mengapa kita masih
memilih untuk menjadi orang jahat demi memegang teguh keyakinan bahwa menjadi
orang jujur dan berbaik hati akan membawa derita.
Pada faktanya antara orang
jujur dan orang-orang penipu adalah sama-sama menderita,
Hanya saja dalam wajah dan
bentuk penderitaan yang berbeda.
Menjadi orang jujur,
Mungkin kita akan keluar
sebagai orang yang kalah di dunia duniawi yang fana ini.
Namun menjadi orang jahat,
Seberuntung apapun dirinya
semasa hidupnya sebagai manusia,
Bahkan mampu menunggangi
hidup banyak orang-orang jujur,
Namun dirinya tidak mampu
menaklukkan kegelapan batin dirinya sendiri,
Menjadi objek dari kegelapan
batinnya sendiri.
Sesial apapun orang jujur dan
baik hati,
Setidaknya ia menjadi tuan
atas hidupnya sendiri,
Dan menjadi pemenang hidup,
Karena tidak tunduk pada
ancaman yang ditawarkan oleh kehidupan yang senantiasa tidak adil ini,
Dengan tetap berdiri tegak
pada kejujuran sekeras dan sejahat apapun kehidupan ini.
Kehidupan yang fana ini tidak
akan mampu membeli prinsip hidup seseorang yang berhati mulia.
Kita hendak diperlakukan
seperti apa dan bagaimana dunia luar memperlakukan diri kita,
Tak dapat kita kontrol.
Menjadi orang baik dan jujur
bukan berarti secara sendirinya dunia luar diri kita, akan memberi respon
positif terhadap diri kita.
Kita hanya mampu
mengendalikan tekad dalam diri kita sendiri.
Setidaknya itulah hal
terakhir yang tersisa,
Yang masih dapat kita
perjuangkan dan pertahankan.
Idealisme adalah harta paling
utama insan manusia,
Yang harus terus
dipertahankan hingga titik darah penghabisan.
Sekalipun kita sekarat
karenanya,
Sekalipun kita tewas
karenanya,
Setidaknya kita tidak mengakhiri
hidup kita dan menutup mata sebagai seorang penjahat tak bermoral.
Kehidupan yang keras mungkin
dapat mengalahkan diri kita,
Namun kehidupan yang kejam
tersebut takkan mampu membeli jati diri kita.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.