Hopefully we are not imprisoned by the past,
The period which has passed and elapsed,
Without being able to go back to change what already happened.
Hopefully we are not imprisoned by the future,
The period which not already happend and uncertain,
Worrying about something that is not necessarily going to happen later, and
that would not sure to happen.
Hopefully we are not imprisoned by our own ignorance,
Ignorance which disguised as a sense of self is always right,
Feeling that the self is always right, and can not possibly make a mistake
that only deceive ourselves.
Hopefully we are not imprisoned by false hopes,
Hope that we believe will happen,
Although in the end will only bring disappointment for ourselves.
Hopefully we are not imprisoned by our own greed,
Greed may also make suffering people we love,
Greed will never know the word satisfied.
Hopefully we are not imprisoned by despair,
Despair is harder than any poison,
Making a living hell world.
Hopefully we are not imprisoned by worldly pleasures,
Intoxicating pleasures,
Delighted, but at the same time our necks shackles tighter so we were not
able to be separated from it and always depend on it.
Hopefully we are not imprisoned by fear,
The fear that haunts every step of our own life journey,
Fears result of our own bad deeds.
Hopefully we are not imprisoned by darkness,
Feeling unable to get out and can not be freed from the dark world,
Felt inappropriate to stand on a bright world.
Hopefully we are not imprisoned with any lies,
The series of lies that we create ourselves,
And becoming more entangled in the endless series of lies.
Hopefully we are not imprisoned by the job,
Considers that life is to work,
Instead of working for a living.
Like living mud which lock you up,
Swallowing you deeper and deeper,
Drowning yourself in horrible,
Towards a scary underground world,
Until finally no longer point to turn back.
Before it is too late,
We still have the opportunity which may not to be wasted.
Let us not wait for it's time, where we can only regret this life.
The remorse of life that has no cure.
May we no longer trapped and imprisoned in a cycle of samsara,
The cycle that is everlasting,
Born,
Getting older,
Died,
And reborn,
Repeat and re-repeat life,
Without exhausted,
Just to go back died,
And so it goes like a circle, without any tip of the base and without an
ending point.
In
the past, we might have made a lot of mistakes that we regret later. Or
conversely, regret not doing something we should try to do.
It
is true, there is no cure for a regret. But we live in the present, history can
not be removed, just as sin which no longer possible to doubt or hope that
those sins be abolished.
While
by life in the future, we are bound by obsession. Obsession makes us no longer
present today, not satisfied with what exists today, and always demand many
things.
Or
maybe vice versa, life is full of fear due to uncertainty about the future, or
the fear that something will happen even though it is not necessarily true will
occur.
Our
bodies may be in this place, but our mind could be were staring far off into
the past or into the future. Is modern-day life so painful so that we tend to
live in the past or in the future?
There
are also those whom immerse themselves in a variety of evil deeds, not ashamed
of his actions, is also not afraid of the consequences of bad deeds.
There
is also stuck in the routine of life, wake up, go to school or go to work, eat,
stuck in the urban congestion, go home, shower, sleep, and wake up only to
return back to repeat the same routine.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Semoga kita tidak terpenjara
oleh masa lalu,
Masa yang telah lewat dan
berlalu,
Tanpa dapat kembali untuk
merubah apa yang sudah terjadi.
Semoga kita tidak terpenjara
oleh masa depan,
Masa yang belum pernah
terjadi dan belum pasti,
Mencemaskan apa yang belum
tentu terjadi dan yang tidak pasti akan terjadi.
Semoga kita tidak terpenjara
oleh kebodohan batin kita sendiri,
Kebodohan batin yang menyaru sebagai
rasa selalu benar,
Rasa selalu benar dan tidak mungkin
dapat berbuat keliru yang hanya mengecoh diri kita sendiri.
Semoga kita tidak terpenjara
oleh harapan semu,
Harapan yang kita yakini akan
terjadi,
Meski pada akhirnya hanya
akan membawa kekecewaan bagi diri kita sendiri.
Semoga kita tidak terpenjara
oleh ketamakan diri,
Ketamakan yang mungkin juga
akan membuat derita orang-orang yang kita kasihi,
Ketamakan yang tidak akan
pernah mengenal kata puas.
Semoga kita tidak terpenjara
oleh keputusasaan,
Keputusasaan yang lebih keras
dari racun manapun,
Membuat hidup bagai neraka
dunia.
Semoga kita tidak terpenjara
oleh kenikmatan duniawi,
Kenikmatan yang melenakan,
Menggembirakan disaat
bersamaan membelenggu leher kita lebih erat lagi sehingga kita tidak mampu
terlepas darinya dan selalu bergantung padanya.
Semoga kita tidak terpenjara
oleh ketakutan,
Ketakutan yang menghantui
setiap langkah perjalanan hidup kita,
Ketakutan akibat dari perbuatan-perbuatan
buruk diri kita sendiri.
Semoga kita tidak terpenjara
oleh kegelapan,
Merasa tidak mampu keluar dan
terbebas dari dunia gelap,
Merasa dirinya tidak patut untuk
berdiri diatas dunia yang terang-benderang.
Semoga kita tidak terpenjara
oleh kebohongan,
Rangkaian kebohongan yang
kita karang sendiri,
Dan kian terjerat lebih dalam
pada rangkaian kebohongan yang tiada akhir.
Semoga kita tidak terpenjara
oleh pekerjaan,
Memandang bahwa hidup adalah
untuk bekerja,
Bukan bekerja untuk hidup.
Bagai lumpur hidup yang
menyekapmu,
Menghisapmu lebih dalam dan
lebih dalam lagi,
Menenggelamkan dirimu dengan
mengerikan,
Menuju dunia bawah tanah yang
menakutkan,
Sampai akhirnya tiada lagi
titik untuk berputar balik.
Sebelum semuanya terlambat,
Kita masih memiliki
kesempatan yang tidak boleh disia-siakan.
Janganlah kita tunggu tiba
pada waktunya kita hanya dapat menyesali hidup.
Penyeaalan hidup yang tidak
ada obatnya.
Semoga kita tidak lagi
terjebak dan terpenjara dalam lingkaran samsara,
Siklus yang tiada
berkesudahan,
Lahir,
Menjadi tua,
Meninggal,
Dan terlahir kembali,
Mengulang-ngulang kehidupan,
Tanpa letih,
Hanya untuk kembali
meninggal,
Dan begitu seterusnya bagai
lingkaran tanpa ujung pangkal dan tanpa ujung akhir.
Dimasa
lampau, mungkin saja diri kita telah melakukan banyak kesalahan yang kemudian
kita sesali. Atau sebaliknya, menyesali karena tidak melakukan sesuatu yang
semestinya kita coba kerjakan.
Memang
benar, tiada obat untuk sebuah penyesalan. Namun kita hidup di masa kini,
sejarah tidak dapat dihapus, sama seperti dosa yang tidak lagi mungkin untuk dipungkiri
ataupun berharap agar dosa-dosa itu dihapuskan.
Sementara
dengan hidup di masa depan, kita terbelenggu oleh obsesi. Obsesi membuat kita
tidak lagi hadir pada masa kini, tidak puas terhadap apa yang ada saat ini, dan
selalu menuntut banyak hal.
Atau
mungkin sebaliknya, hidup penuh ketakutan akibat ketidakpastian masa depan,
atau ketakutan sesuatu akan terjadi meski hal tersebut belum tentu benar akan
terjadi.
Tubuh
kita bisa jadi berada di tempat ini, namun pikiran kita bisa jadi sedang
menerawang jauh ke masa lampau atau ke masa depan. Apakah kehidupan amsa kini
begitu menyakitkan sehingga kita cenderung hidup di masa lampau atau di masa
depan?
Ada
juga mereka yang menenggelamkan diri dalam berbagai perbuatan jahat, tidak malu
atas perbuatannya, juga tidak takut akan akibat dari perbuatan-perbuatan buruknya.
Ada
juga yang terjebak dalam rutinitas kehidupan, bangun tidur, pergi sekolah atau
pergi bekerja, makan, terjebak dalam kemacetan kota, pulang, mandi, tidur, dan
kembali bangun hanya untuk kembali mengulangi rutinitas yang sama.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.