Bitter enough of this life,
Do not forget to smile.
Even if we feel a deep disappointment,
Mind to ourselves to continue to laugh and smile.
As bad as any circumstances that befall us,
Strengthen ourselves to keep smiling and laughing.
Life is hard and heavy, it's been quite a burden for our shoulders.
We do not need to burden yourself by being sullen and morose in protracted.
Maybe all of this has made us tired,
And we feel too tired to laugh or smile.
The disappointment continued with another disappointment we meet,
Or various dirtiness of human behavior that appears incessantly,
Make ourselves compelled to confine ourselves to no longer be treated badly
by the outside world.
We began to no longer believe in the values of virtue and honesty that
makes ourselves just swallow disappointment.
We also began to experience value disorientation,
When the bad guys win for the sake of grandeur,
While the good guys defeat and lead to downfall.
We began to give up on one's ideals,
Dumped and become a pragmatist.
Then we began to recognize the grief,
Depression,
frustrated,
Hopeless,
Anger,
Cursing,
Hysterical,
Cry,
And tears.
Life is not as nice as what we imagine when attending kindergarten.
Fairy tales that never materialized.
The world of reality which is far from ideal world.
But the world keeps turning.
And time is running and racing.
While the future is still a long stretch.
There are still many steps that we need to go and treads.
And the most important,
God of death has not come to us.
Heart in our chest are still struggling to give us a breath.
Fire spirit of life, still on despite almost extinguished.
And we have a responsibility for the future of ourselves.
There are times when ourselves falling and wailing,
And there is also the time for ourselves to back up and continue the
struggle.
Back to take steps to continue living.
Do not forget to smile and still being able to laugh in every opportunity.
Slip a smile in every moment we have.
Even the man who was lying down sick,
Retains the right to laugh and be merry.
As long as we are still able to breathe,
We can still laugh,
At least give a warm smile for ourselves.
Do not let us no longer able to remember how to smile and laugh happily.
At least we can say to ourselves,
How ridiculous this life.
The
harshness of life and the pressures of life that befall us, makes us feel no
longer have time to take a breath for a moment, and smiled to ourselves or just
to share a laugh with the people closest to us.
Modern
age has much to offer. Various technological sophistication, skyscrapers,
entertainment centers scattered in various parts of the city, stunning
television programs, songs and music which increasingly enchanting, access to
the world be no barriers of space and time through the advancement of the
Internet, the speed of vehicles approaching the speed of sound, but at the same
time we are increasingly alienated from the world of our own lives.
Various
sophistication and sparkle the world offered by this modern era at the same
time it has also claimed the smiles and laughter of our lips, replace it with a
fast growing facial wrinkles and graying hair faster than the time it should
be, because of the stress and frustration we encountered.
We
start uncommon to smile, maybe even we started to not remember the last time we
laugh freely in nature which is filled with flora and fauna. Life is no longer
a colorful, yet full of falsity and emptiness. Rainbow colors faded. Feeling lonely
in the middle of the urban buzz of the city. The phenomenon which was never
encountered by the generations of our predecessors.
Natural
ecosystems has been turned into a concrete jungle. Similarly with the human
ecosystem, smiles and laughter has become something very costly. The modern era
has made us feel strange with smiles and laugh, a very high price we have to
pay for all the sophistication and elegance offered the glitzy world that
increasingly puzzling.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Sepahit apapun hidup ini,
Jangan lupa untuk tersenyum.
Sekalipun kita merasakan
kekecewaan mendalam,
Tekadkan diri kita untuk tetap
dapat tertawa dan tersenyum.
Seburuk apapun keadaan yang
menimpa kita,
Kuatkan diri kita dengan
tetap tersenyum dan tertawa.
Hidup yang keras dan berat
ini sudah cukup membebani pundak kita.
Kita tidak perlu lagi
membebani diri dengan bersikap cemberut dan murung secara berlarut-larut.
Mungkin semua ini telah
membuat kita letih,
Dan kita merasa terlampau
letih untuk tertawa ataupun tersenyum.
Kekecewaan demi kekecewaan
yang kita jumpai,
Atau berbagai kekotoran
perilaku manusia yang ditampilkan tiada hentinya,
Membuat diri kita terdorong
untuk mengurung diri agar tidak lagi diperlakukan secara buruk oleh dunia luar.
Kita mulai tidak lagi percaya
akan nilai-nilai kebajikan dan kejujuran yang membuat diri kita hanya menelan
kekecewaan.
Kita juga mulai mengalami
disorientasi nilai,
Ketika orang-orang jahat
meraih kemenangan demi keagungan,
Sementara orang baik
mengalami kekalahan dan kejatuhan.
Kita pun mulai menyerah pada
idealisme diri,
Mencampakkannya dan menjadi
seorang pragmatis.
Selanjutnya kita mulai
mengenal kesedihan,
Depresi,
Frustasi,
Putus asa,
Kemarahan,
Mengutuk,
Teriakan histeris,
Tangis,
Dan air mata.
Hidup ini memang tidak
seindah apa yang kita bayangkan saat di bangku taman kanak-kanak.
Dongeng yang tak pernah
terwujud.
Dunia realita yang jauh dari
dunia ideal.
Namun dunia terus berputar.
Dan waktu terus berjalan dan
berpacu.
Sementara masa depan masih
terbentang panjang.
Masih banyak tapak langkah
yang perlu kita tempuh.
Dan yang paling penting,
Dewa kematian belum
mendatangi diri kita.
Jantung di dada kita masih
berjuang keras memberi kita nafas.
Api semangat hidup masih
menyala meski hampir padam.
Dan kita memiliki tanggung
jawab atas masa depan diri kita sendiri.
Ada saat diri kita jatuh dan
meratap,
Dan ada saatnya pula bagi
diri kita untuk kembali bangkit dan melanjutkan perjuangan.
Kembali mengambil langkah
kehidupan.
Jangan lupa untuk tersenyum
dan tetaplah untuk mampu tertawa dalam setiap kesempatan yang ada.
Selipkan senyum dalam setiap
momen yang kita miliki.
Bahkan orang yang sedang
terkapar sakit,
Tetap berhak untuk tertawa
lepas dan bergembira.
Selama diri kita masih mampu
bernafas,
Kita masih dapat tertawa,
Setidaknya memberi senyum
hangat bagi diri kita sendiri.
Jangan sampai kita tidak lagi
mampu mengingat bagaimana caranya untuk tersenyum dan tertawa gembira.
Setidaknya kita dapat
mengatakan pada diri kita sendiri,
Betapa konyolnya kehidupan
ini.
Kerasnya
hidup dan berbagai tekanan hidup yang menimpa diri kita, membuat kita merasa
tidak lagi memiliki waktu untuk mengambil nafas untuk sejenak, dan tersenyum pada
diri kita sendiri atau sekadar untuk berbagi tawa dengan orang-orang terdekat
kita.
Zaman
modern menawarkan banyak hal. Berbagai kecanggihan teknologi, gedung pencakar
langit, pusat hiburan yang bertebaran di berbagai penjuru kota, tayangan
televisi yang memukau, lagu dan music yang kian mempesona, akses terhadap dunia
menjadi tiada sekat ruang maupun waktu lewat kemajuan internet, kecepatan
kendaraan yang mendekati kecepatan suara, namun disaat bersamaan kita semakin
teralienasi dari dunia hidup kita sendiri.
Berbagai
kecanggihan dan gemerlap dunia yang ditawarkan oleh era modern ini justru
disaat bersamaan juga telah merenggut senyum dan tawa dari bibir kita,
menggantinya dengan wajah yang kian cepat berkeriput dan rambut yang memutih lebih
cepat daripada waktu yang semestinya, dikarenakan stres dan frustasi yang kita
jumpai.
Kita
semakin jarang tersenyum, bahkan mungkin juga kita mulai tidak ingat kapan
terakhir kalinya kita tertawa lepas di alam bebas yang penuh dengan flora dan
fauna. Hidup tidak lagi penuh warna, namun penuh oleh kepalsuan dan kekosongan.
Warna pelangi yang memudar. Merasa kesepian di tengah hirup pikuk kota urban. Fenomena
yang tidak pernah dijumpai para generasi sebelum kita.
Ekosistem
alam telah berubah menjadi hutan beton. Begitupula dengan ekosistem manusia,
senyum dan tawa kini menjadi sesuatu yang mahal harganya. Era modern telah
membuat kita merasa asing dengan senyum dan tawa, sebuah harga yang sangat
mahal telah kita bayarkan untuk segenap kecanggihan dan kemewahan yang
ditawarkan gemerlap dunia yang kian membingungkan ini.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.