Some people are busy collecting wealth without ever knowing enough,
Some people are busy mating and giving birth tso many children,
There are people who are busy stealing the rights of others and hurt a lot
of people without guilt,
There are also people who are busy pursuing a degree and a mark of respect,
as if they did not exist without the recognition of others.
Similarly, there are those who pursue human achievement into the most
intelligent in the world,
Being a record breaker, food eater most in the world,
But why is our motivation to pursue everything that is not eternal,
Not on par with the seriousness ourselves to strive to erode the defilement
of our own?
Whether we were underestimating our own ignorance,
Assume ourselves have sacred and guaranteed to go to heaven?
Even many people who claim religious and diligent worship,
Steal and kill those with different beliefs to himself,
And seek justification bad deed of himself by the name of religion,
Profiteer name of the Lord,
As if God willed the bloodshed.
Human becomes sacred not because ritual,
But through practice exercises in eroding our own defilements,
Not be the killer creatures that hunt down and make them with different
beliefs as a target trait self savagery.
Is really worrying people whom are in need of other human beings with
different beliefs to be killed and wounded.
Without people of different beliefs,
As if their lives meaningless because there is no other purpose in life
other than hunting and cutting the throat of humans with different beliefs.
Is that what achievement really needed by the Lord?
The more cutting the throat of different beliefs,
The more fairies in heaven waiting for marriage.
Even a little child will not be deceived by such stupid fairy tale,
But many adult humans who are so tempted by such a silly fairy tale.
Making people with different beliefs as an obsession,
As the target prey to be sacrificed with pride.
Someone pursue themselves to be high jump athletes,
Will train with certainty athletic sports performance enhancement.
But what is the link between the murder of people with different beliefs to
the achievement go to heaven?
No matter how much we hold a ritual to worship the sun or moon,
Convinced that that sun, which rotates around the earth,
Praise or worship in the hopes he would be closer to the moon,
Will not change under any circumstances.
The moon remained in place,
And the sun still spinning on its own axis,
And the earth still rotates toward the sun.
As sure as any of us,
Whatever we may diligently perform the ritual,
Fooled ourselves have guaranteed access to land in paradise,
It does not cover the facts have so many dirty deeds done during the life
as a human.
Believing or not believing moon in the sky,
Adored or despised the sun,
The moon remain in place,
And the sun is not reduced or increased at all.
I chose to go to hell,
When heaven contains people who are diligent worship but rotten in everyday
life.
Instead of hanging out with the hypocrites,
It would be more peaceful it a living hell which inhabited by victims of
the hypocrites in heaven.
Perhaps the term of heaven and hell, needs to be rewritten.
No matter whether it is heaven or hell,
But all of that is very dependent on the attitudes of the occupants.
Heaven does not offer peace to live because it is full of explosions and
bloodshed,
Not heaven that truly assume and think it is.
Maybe,
Hell is a more peaceful place for those who put forward ratios and reason
conscience of humanity as a major religion held by him,
Not being fools are ingested by other human speech profiteer God's name or
label his teachings as the word of God.
God does not need any prophet.
God is Almighty.
Stating that God requires or even relying on the figure of a prophet,
Tantamount to insult the greatness of God.
God never liked the profiteers name of God,
Especially profiteer or felt more know than God himself.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Ada orang yang sibuk
mengumpulkan harta kekayaan tanpa pernah mengenal kata cukup,
Ada orang yang sibuk kawin
dan melahirkan banyak anak,
Ada orang yang sibuk mencuri
hak orang lain dan menyakiti banyak orang tanpa memiliki rasa bersalah,
Ada juga orang yang sibuk
mengejar gelar dan tanda penghormatan, seakan dirinya tidak eksis tanpa
pengakuan dari orang lain.
Begitupula, ada pula orang
yang mengejar prestasi menjadi manusia paling cerdas di dunia,
Menjadi orang pemecah rekor
pemakan makanan paling banyak di dunia,
Namun mengapa motivasi kita
untuk mengejar segala sesuatu yang tidak kekal itu,
Tidak setara dengan
keseriusan diri kita untuk berjuang mengikis kekotoran batin kita sendiri?
Apakah kita sedang memandang
remeh kebodohan batin kita sendiri,
Berasumsi diri kita telah
suci dan terjamin masuk surga?
Bahkan banyak manusia yang
mengaku beragama dan rajin beribadah,
Mencuri dan membunuh mereka
yang berbeda keyakinan dengan dirinya,
Dan mencari justifikasi
perbuatan buruknya dengan mengatasnamakan agama,
Mencatut nama Tuhan,
Seakan Tuhan yang menghendaki
pertumpahan darah itu.
Manusia menjadi suci bukan
karena ritual,
Namun lewat praktik latihan
diri dalam mengikis kekotoran batin kita sendiri,
Bukan menjadi makhluk
pembunuh yang memburu dan menjadikan mereka yang berbeda keyakinan sebagai
sasaran sifat kebiadaban diri.
Adalah sungguh memprihatikan orang-orang
yang membutuhkan manusia lain yang berbeda keyakinan untuk dibunuh dan
disakiti.
Tanpa ada orang yang berbeda
keyakinan,
Seakan hidup mereka tiada
arti karena tiada tujuan lain dalam hidupnya selain memburu dan memotong leher
para manusia yang berbeda keyakinan.
Itukah prestasi yang benar-benar
dibutuhkan Tuhan?
Semakin banyak memotong leher
yang berbeda keyakinan,
Semakin banyak bidadari di
surga menunggu.
Bahkan seorang anak kecil pun
takkan tertipu oleh dongeng bodoh demikian,
Namun banyak manusia dewasa
yang begitu tergiur oleh dongeng konyol demikian.
Menjadikan orang-orang yang
berbeda keyakinan sebagai obsesi,
Sebagai target mangsa untuk
dikorbankan dengan penuh kebanggaan.
Seseorang mengejar pencapaian
diri untuk menjadi atlet lompat tinggi,
Akan berlatih atletik dengan
kepastian peningkatan performa olahraga.
Namun apa hubungannya antara
pembunuhan terhadap orang yang berbeda keyakinan dengan pencapaian masuk surga?
Sebanyak apapun kita
mengadakan ritual menyembah matahari atau bulan,
Meyakini bahwa matahari
itulah yang mengelilingi bumi,
Atau memuja-muji bulan dengan
harapan dirinya akan lebih dekat dengan bulan,
Tidak akan mengubah keadaan
apapun.
Bulan itu tetap berada di
tempatnya,
Dan matahari tetap berputar
pada porosnya sendiri,
Dan bumi tetap berotasi
terhadap matahari.
Seyakin apapun diri kita,
Serajin apapun diri kita
melakukan ritual,
Terkecoh diri kita telah
terjamin mendapat tanah di surga,
Tidak menutupi fakta telah
demikian banyaknya perbuatan kotor dilakukan selama masa hidup sebagai manusia.
Meyakini atau tidak meyakini
bulan di langit,
Dipuja atau dihinanya matahari,
Bulan itu tetap ada pada
tempatnya,
Dan matahari tidak berkurang
atau bertambah sedikitpun.
Saya memilih untuk masuk
neraka,
Bila surga berisi orang-orang
yang rajin beribadah namun busuk dalam keseharian hidupnya.
Daripada berkumpul dengan orang-orang
munafik,
Alangkah lebih damainya hidup
di neraka yang dihuni para korban para munafik di surga.
Mungkin istilah surga dan
neraka, perlu ditulis ulang.
Tidak penting apakah itu
surga atau neraka,
Namun semua itu sangat
bergantung pada sikap-sikap para penghuninya.
Surga yang tidak menawarkan
kedamaian hidup karena penuh dengan ledakan dan pertumpahan darah,
Bukanlah surga yang benar-benar
kita asumsikan dan bayangkan selama ini.
Mungkin,
Neraka adalah tempat yang
lebih damai bagi mereka yang mengedepankan rasio dan nalar sanubari kemanusiaan
sebagai agama utama yang dipegang oleh dirinya,
Bukan menjadi orang bodoh
yang termakan oleh ucapan manusia lain yang mencatut nama Tuhan atau melabeli
ajarannya sebagai perkataan Tuhan.
Tuhan tidak pernah butuh
seorang nabi.
Tuhan adalah Maha Kuasa.
Menyatakan bahwa Tuhan
membutuhkan atau bahkan bergantung pada sosok seorang nabi,
Sama artinya menghina
kebesaran Tuhan.
Tuhan tidak pernah suka para
pencatut nama,
Terlebih mencatut atau merasa
lebih tahu dari Tuhan itu sendiri.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.