JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

When Yourself Hate Yourself

Forgiveness of sins is only relied upon by a coward.
Good teacher,
Will teach,
For us to be a gentleman and full responsibility for the thoughts, words, and deeds of our own.
Dare to do,
Dare to take responsibility.
We can not escape from responsibility,
Responsibility for everything that we have done.
Playing with fire,
We would burn.
If we do not want to burn,
So we should not play with fire.
Adult human should behave gentlemen.
Making yourself as a role model for the younger generation,
Full responsible and chivalry,
Not give an example of the cowardice that hoping remission after doing all evil with pleasure.
Happily behave badly,
Supposedly we are happily picking fruit or bad karma as a result of our own actions.
Ask God to take away sin,
Tantamount ask God for being unfair to the victims of our bad deeds.
As if expecting the historical record erased.
Although the forgotten pages of history,
History itself can not be changed,
And yourself will never really be able to cheat yourself,
That you have done bad things,
And you deserve to suffer the consequences.
Is a wash-hand action,
When someone expects free of responsibility after doing bad deeds.
A teacher will give examples of role models,
In the form of an attitude of responsibility,
Vigilance,
Introspective,
And dare to admit all the mistakes,
Taking responsibility,
And committed not to repeat similar mistakes.
Like pouring poison stain, on a gallon of pure water,
Pure water becomes polluted,
And no matter how much we pray or perform ritual praising the Lord,
The water that remains is polluted and dirty,
The water was not going back pristine clean, simply because your prayer or ritual.
Human civilization shifted, transformed the action of dehumanization,
When the damaged human moral standards introduced the concept of sin purify,
The promises of paradise intoxicating,
Simultaneously mass duping,
As if sin can be removed completely,
Only with praise and adoration to God.
Like swallowing a poison pill,
When the poison pill starts to react in our gastric,
Regretfully though it was too late,
And we will still dying from poison pill we swallowed by ourselves.
Repent and ask for forgiveness in yourself though,
Did not make the existence of the poison pill be annihilated.
Wise man,
Have learned to be wise, full sense of responsibility,
Not a coward who expect and rely on the forgiveness of sins,
Or consumed by promises of heavenly.
Better if you killed yourself,
Rather than hurt other creatures, and further expect sin purify.
Just like a simple question,
If you kill yourself,
Can you ask for forgiveness of sins?
Even though you have to forgive yourself,
In fact you have killed yourself,
Yourself hating yourself.

© HERY SHIETRA Copyright.

Pengampunan dosa hanya diandalkan oleh seorang pengecut.
Guru yang baik,
Akan mengajarkan,
Agar kita bersikap ksatria dan bertanggung jawab atas pikiran, ucapan, dan perbuatan kita sendiri.
Berani untuk berbuat,
Berani untuk bertanggungjawab.
Kita tidak dapat lari dari tanggung jawab,
Tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah kita lakukan.
Bermain api,
Maka kita akan terbakar.
Bila kita tidak hendak terbakar,
Maka tidak sepatutnya kita bermain api.
Manusia dewasa sepatutnya bersikap gentlement.
Menjadikan diri sendiri sebagai teladan bagi generasi muda,
Penuh bertanggung jawab dan sikap ksatria,
Bukan memberi contoh sikap pengecut yang mengharap penghapusan dosa setelah melakukan segala kejahatan dengan senang hati.
Dengan gembira berbuat buruk,
Semestinya kita pun dengan gembira memetik karma buruk sebagai buah atau akibat perbuatan kita sendiri.
Meminta Tuhan agar menghapuskan dosa,
Sama artinya meminta Tuhan untuk bersikap tidak adil terhadap korban-korban perbuatan buruk kita.
Bagaikan mengharap catatan sejarah terhapus.
Sekalipun lembaran sejarah terlupakan,
Sejarah itu sendiri tidak dapat diubah,
Dan diri Anda sendiri tidak akan pernah benar-benar dapat membohongi diri Anda sendiri,
Bahwa Anda telah melakukan perbuatan yang buruk,
Dan Anda layak untuk menerima akibatnya.
Adalah aksi cuci-tangan,
Ketika seseorang mengharap bebas dari tanggung jawab setelah melakukan segala perbuatan buruknya.
Seorang guru akan memberikan contoh keteladanan,
Berupa sikap penuh tanggung jawab,
Penuh kewaspadaan,
Mawas diri,
Dan berani untuk mengakui semua kesalahan,
Memikul tanggung jawab,
Serta bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan serupa.
Bagai menuangkan setitik noda pada segalon air murni,
Air yang murni menjadi tercemar,
Dan sebanyak apapun kita berdoa atau melakukan ritual pemujian terhadap Tuhan,
Air itu tetap telah tercemar dan kotor,
Air itu tidak akan kembali murni bersih hanya karena doa ataupun ritual Anda.
Peradaban umat manusia bergeser menjelma aksi dehumanisasi,
Ketika standar moral manusia rusak dikenalkan konsep penghapusan dosa,
Janji-janji surga yang melenakan,
Sekaligus pembodohan massal,
Seakan dosa benar-benar dapat dihapus,
Hanya dengan sembah sujud dan puja-puji terhadap Tuhan.
Bagaikan menelan pil racun,
Ketika pil racun itu mulai bereaksi di dalam lambung perut kita,
Menyesal sekalipun sudah terlambat,
Dan kita tetap akan sekarat akibat pil racun yang kita telan sendiri.
Menyesal dan memohon ampun pada diri sendiri sekalipun,
Tidak membuat eksistensi pil racun itu menjadi sirna.
Manusia bijak,
Telah belajar untuk bersikap arif penuh tanggung jawab,
Bukan seorang pengecut yang mengharap dan mengandalkan pengampunan dosa,
Ataupun termakan oleh janji-janji surgawi.
Lebih baik kau bunuh dirimu sendiri,
Daripada menyakiti makhluk lain, lalu selanjutnya mengharap penghapusan dosa.
Sama seperti sebuah pertanyaan sederhana,
Bila kau bunuh diri,
Dapatkah kau memohon pengampunan dosa?
Bahkan sekalipun dirimu telah mengampuni dirimu sendiri,
Faktanya kau telah membunuh dirimu sendiri,
Dirimu sendiri yang membenci dirimu sendiri.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.