JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

It Is Not a Sin to be a Genius

There are two types of people excel in this world,
They are classified as a genius,
And those hardworking diversified.
A genius is a source of inspiration for the society,
While the hard-working people is a good example as a role model.
A hard worker and a genius,
Not the kind of human being who can each juxtaposed to one another,
However, both are types of excel persons.
Genius character in the internal potential of a person,
It is the fruit of good karma deeds of past lives,
Fruitful ripe with sweetness in the present moment.
The process of planting the seeds of good karma itself is a manifestation of the hard work.
While those who have not had a brilliant talent,
Through hard work can start,
Although not as fast as a genius in learning something,
But hard work can be done by those who are not a genius though,
Formed his own talents,
Like to pursue a new path for ourselves.
While they fool,
Considers that the cunning of their character as an intelligence,
Smart in deceiving others,
Believed as a genius manners.
Smart in dodging of responsibility,
Seen as a genius deeds.
Intelligent deep-lying,
Perceived as a genius.
Although,
No genius who steal other people's rights just to meet the needs of his own life.
A genius is always a creative one,
Does not require ways insulted degrading themselves through deceit.
Cunning and manipulative is a sign of shallowness and mental deterioration.
So,
Whether an Adolf Hitler and other dictators,
Is a genius or a hard worker?
No one who truly can be called a genius,
When he actually dig his own grave.
Someone to be called a genius,
See far ahead,
Viewed as a result of the reaction of an action,
There is a cause,
Then there will be a result of a reaction,
Not short-sighted or cramped, such as a narrow-minded perspective.
Like Siddharta Gaotama which releases the throne as crown prince, wealth, and power,
In pursuit of something higher than that,
Reaching the level Arahanthood,
Being a Buddhist,
Is a form of genius in addition to the hard work of undergoing the practice exercises themselves from one life to the next until finally matured in his life as a prince named Siddharta Gaotama.
No one is born a genius by itself,
However it is a form of character formation,
From one life to the next,
Through the hard work.
Genius needs a seed to be planted.
The genius is the fruit of the seeds that were planted itself.
Therefore,
Hard work is the supporting pillars of genius.
And as long as someone still hurting others,
That is a sign of mental retardation.
Genius never recognize fraudulent means to produce something.
Genius would produce anything itself,
Not snatch something from the other party.
The genius has always been a source of help for many creatures.
Genius has never been a source of catastrophe for the other creatures.

© HERY SHIETRA Copyright.

Ada dua tipe manusia unggul di dunia ini,
Mereka yang tergolong jenius,
Dan orang-orang berjenis pekerja keras.
Seorang jenius merupakan sumber inspirasi bagi masyarakat,
Sementara orang-orang pekerja keras merupakan contoh yang baik sebagai seorang teladan.
Seorang pekerja keras dan seorang jenius,
Bukanlah jenis manusia yang dapat diadu,
Namun keduanya merupakan jenis manusia-manusia unggul.
Watak jenius dalam potensi internal diri seseorang,
Sudah merupakan buah karma baik perbuatan dari kehidupan lampau,
Yang berbuah matang dengan manisnya pada saat kini.
Proses menanam benih karma baik itu sendiri sudah merupakan wujud dari kerja keras.
Sementara mereka yang belum memiliki bakat cemerlang,
Dapat memulai lewat kerja keras,
Meski tidak secepat seorang jenius dalam mempelajari sesuatu,
Namun kerja keras dapat dilakukan oleh mereka yang bukan seorang jenius sekalipun,
Talenta yang dibentuk sendiri,
Bagai meniti jalan baru bagi diri kita sendiri.
Sementara mereka si dungu,
Memandang bahwa kelicikan karakter mereka sebagai sebuah kecerdasan,
Cerdas dalam menipu orang lain,
Diyakini sebagai kejeniusan.
Cerdas dalam berkelit dari tanggung jawab,
Dipandang sebagai sebuah kejeniusan.
Cerdas dalam berbohong,
Dipersepsikan sebagai kejeniusan.
Meski,
Tidak ada orang jenius yang mencuri hak orang lain hanya demi memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
Seorang jenius adalah selalu merupakan seorang kreatif,
Tidak membutuhkan cara-cara terhina yang merendahkan martabat diri lewat tipu daya.
Licik dan manipulatif adalah pertanda kedangkalan dan kemunduran mental.
Lantas,
Apakah seorang Adolf Hitler dan para diktator lainnya,
Adalah seorang jenius ataukah seorang pekerja keras?
Tidak ada orang yang betul-betul dapat disebut jenius,
Ketika dirinya justru menggali lubang kuburnya sendiri.
Seseorang untuk dapat disebut sebagai jenius,
Melihat jauh kedepan,
Melihat akibat sebagai reaksi dari suatu aksi,
Ada sebab,
Maka akan ada akibat sebagai reaksinya,
Tidak berpandangan pendek ataupun sempit seperti cara pandang seorang yang picik.
Bagaikan Siddharta Gaotama yang melepaskan tahta sebagai putera mahkota, harta, maupun kekuasaan,
Demi mengejar sesuatu yang lebih tinggi dari itu,
Yakni mencapai tataran kesucian Arahat,
Menjadi seorang Buddha,
Adalah wujud kejeniusan disamping kerja keras menjalani praktik latihan diri dari satu kehidupan ke kehidupan selanjutnya hingga pada akhirnya matang dalam kehidupannya sebagai seorang Pangeran bernama Siddharta Gaotama.
Tak ada yang terlahir sebagai jenius secara sendirinya,
Namun adalah wujud pembentukan karakter,
Dari satu kehidupan ke kehidupan selanjutnya,
Lewat kerja keras.
Kejeniusan membutuhkan benih untuk ditanam.
Kejeniusan adalah buah dari benih yang telah ditanam itu sendiri.
Dengan demikian,
Kerja keras adalah pilar penopang kejeniusan.
Dan selama seseorang masih menyakiti orang lain,
Itulah pertanda keterbelakangan mental.
Kejeniusan tidak pernah mengenal cara-cara curang untuk menghasilkan sesuatu.
Kejeniusan akan menghasilkan sesuatu itu sendiri,
Bukan merenggut sesuatu dari pihak lain.
Kejeniusan menjadi sumber penolong bagi banyak makhluk.
Kejeniusan tidak pernah menjadi sumber petaka bagi para makhluk lainnya.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.