Why would someone want to damage himself,
With a variety of toxic substances consumption of intoxicating?
Because living in reality is so sad,
That makes a person prone to hate life and even hate himself.
Why someone who owns property,
Still seize what is the rights of the poor?
Because mentally,
They are poorer than the poor whom they deceived and squeezed.
Why someone who despite making a big mistake,
Still, looking at him is always right,
And believe that he never made a mistake?
Because he was afraid to face the fact that he was a big mistake,
Highly chose to live in a false belief of his own image.
Why is a person so obsessed with being a ruler,
Despite having lived a prosperous life and can choose to live peacefully?
Because humans are gripped by an inner ignorance named never know any sense
of satisfaction.
Why does a person continue to consume food,
Although his stomach is not strong enough to accommodate more food,
Although his body was damaged due to poisoned various unhealthy
consumption?
Even buying poison for his own drink?
Because the hungry is the mind, not the body.
Why a naive and innocent little boy,
Growing up become a cold-blooded killer?
Since man is born with the gift of defilement,
Named greed, anger, and stupidity.
Human being born is not like a plain white paper,
But inherited the seeds of the defilements from the previous life.
Why do humans continue to pursue other things when they have gained
something,
As if it did not know the end?
Looking for another woman despite having a lover who is now his wife?
Not content to be a governor,
Obsessed with being a president or a king.
Not content to be a president or a king,
Obsessed with being God,
By calling himself a prophet.
Not content to be God,
Obsessed to destroy the followers of the other God.
Struggling to climb to the top of a steep mountain,
But afterward struggled to descend the mountain,
Towards the starting point again.
What's that all about?
What do we need to prove to ourselves instead of returning to their
original position?
As with the cycle of death and rebirth,
Continue to spin in endless and endless rounds.
Without boring we keep repeating the same rituals of life.
When born as a man,
We love a woman.
When reborn as a woman,
We are crazy about a man.
And, when we are reborn as an animal,
We are just crazy about another animal to marry.
When he was young and very young,
We hope to grow up quickly.
When it comes to being an adult,
Meet the dark when the time of old,
And start hoping to get back to childhood.
We are angry when we are treated unfairly,
Even want to sue and imprison others who have improperly applied to us.
However,
We just love to treat others unfairly and improperly.
Without feeling guilty you can feel humiliated when insulted,
But at the same time you love to insult others.
We simply comment and criticize others,
However, our difficulty is to contemplate and criticize ourselves.
Is that such allegy, ourselves to our own self?
To be honest,
I never understood the nature of a human being,
Including my own character.
That is why,
People who talk more and more,
The more he was a lot of lying.
Those who like to sue,
Precisely is a rotten human, the most worth going to hell.
In the past,
Now even so,
And until whenever it is.
There is no truth other than the fact of reality which is presented openly
as it is.
Nevertheless,
Let me tell you something,
Even God is never satisfied,
Or know himself.
Proven,
It has for billions of years created humans,
But until now has never stopped to conduct experiments on humans,
And continue to give the threat of hell for humans who do not worship him.
As if,
God is not content with himself.
How dull the image of God,
Endlessly giving human trials,
Although so many human beings who are the result of the failed creation
have been thrown to hell.
Even the donkey never fallen in the same hole for the second time.
Therefore,
I chose to learn from the donkey,
Who knows how to learn better.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Mengapa seseorang mau merusak
dirinya sendiri,
Dengan berbagai konsumsi
bahan beracun yang memabukkan?
Karena hidup dalam realita adalah
menyedihkan,
Yang membuat seseorang
cenderung membenci kehidupan dan bahkan membenci dirinya sendiri.
Mengapa seseorang yang
memiliki harta kekayaan,
Tetap saja merampas apa yang
menjadi hak-hak orang yang miskin?
Karena secara mental,
Mereka lebih miskin dari
orang miskin yang mereka tipu dan peras.
Mengapa seseorang yang meski
telah membuat kesalahan besar,
Tetap saja memandang dirinya
selalu benar,
Dan meyakini bahwa dirinya tidak
pernah berbuat keliru?
Karena dirinya takut
menghadapi kenyataan bahwa dirinya keliru besar,
Sehinggi memilih hidup dalam
keyakinan semu akan citra dirinya sendiri.
Mengapa seseorang demikian terobsesi
menjadi penguasa,
Meski telah hidup secara
makmur dan dapat memilih hidup secara damai?
Karena manusia dicengkeram
oleh kebodohan batin bernama tidak pernah mengenal rasa puas.
Mengapa seseorang terus saja
mengkonsumsi makanan,
Meski perutnya sudah tidak
kuat menampung lebih banyak makanan,
Meski tubuhnya sudah rusak
akibat diracuni berbagai konsumsi tidak sehat?
Bahkan membeli racun untuk
diminumnya sendiri?
Karena yang lapar ialah
pikiran, bukan tubuh.
Mengapa seorang anak kecil
yang lugu dan polos,
Dapat tumbuh besar menjelma
menjadi seorang pembunuh berdarah dingin?
Karena manusia lahir dengan
membawa bakat kekotoran batin,
Bernama ketamakan, kemarahan,
dan kebodohan.
Manusia lahir bukanlah ibarat
kertas yang putih polos,
Namun mewarisi bibit
kekotoran batin dari kehidupan sebelumnya.
Mengapa manusia terus saja
mengejar hal lainnya ketika telah memperoleh sesuatu,
Seakan tidak kenal akhir?
Mencari wanita lain meski dahulu
telah memiliki kekasih yang kini menjadi istrinya?
Tidak puas menjadi seorang
gubernur,
Terobsesi menjadi seorang
presiden atau raja.
Tidak puas menjadi seorang
presiden atau raja,
Terobsesi menjadi Tuhan,
Dengan menyebut dirinya
sebagai nabi.
Tidak puas menjadi Tuhan,
Terobsesi untuk membinasakan para
umat pengikut Tuhan yang lain.
Berjuang untuk mendaki hingga
ke puncak gunung yang curam,
Namun setelahnya bersusah
payah untuk menuruni gunung,
Menuju titik awal kembali.
Untuk apa semua itu?
Apa yang perlu kita buktikan pada diri kita sendiri
selain kembali pada posisi semula?
Seperti halnya siklus
kematian dan kelahiran kembali,
Terus berputar-putar dalam
putaran tanpa ujung dan tanpa akhir.
Tanpa bosan kita terus
mengulangi ritual kehidupan yang sama.
Ketika terlahir sebagai
seorang pria,
Kita menyukai seorang wanita.
Ketika terlahir kembali
sebagai seorang wanita,
Kita tergila-gila pada
seorang laki-laki.
Dan, ketika kita terlahir
kembali sebagai seekor hewan,
Kita hanya tergila-gila pada
seekor hewan lainnya untuk dinikahi.
Ketika masih kecil dan sangat
muda,
Kita berharap cepat bertumbuh
dewasa.
Ketika tiba saat menjadi
seorang dewasa,
Menemui masa gelap ketika
menjelang tua,
Dan mulai berharap untuk
dapat kembali ke masa kanak-kanak.
Kita marah ketika
diperlakukan tidak adil,
Bahkan hendak menggugat dan
memenjarakan orang lain yang telah berlaku tidak patut terhadap diri kita.
Namun,
Kita justru dengan senangnya
memperlakukan orang lain secara tidak adil dan tidak patut.
Tanpa merasa bersalah engkau
dapat merasa terhina ketika dihina,
Namun disaat bersamaan engkau
gemar menghina orang lain.
Dengan mudahnya kita
mengomentari dan mengkritik orang lain,
Namun demikian sukarnya kita
mengontari dan mengkritik diri kita sendiri.
Sedemikian alegi itukah, diri
kita pada diri kita sendiri?
Jujur,
Aku tidak pernah mengerti
watak seorang manusia,
Termasuk watak diriku sendiri.
Itulah sebabnya,
Orang yang semakin banyak
bicara,
Semakin ia banyak berbohong.
Mereka yang gemar menggugat,
Justru adalah manusia busuk
yang paling layak masuk neraka.
Dahulu demikian adanya,
Kini pun demikian,
Dan sampai kapan pun
demikianlah adanya.
Tiada kebenaran lain selain
fakta realita yang disampaikan secara terbuka apa adanya ini.
Meski demikian,
Biar kuberitahukan kamu
sesuatu,
Bahkan Tuhan sekalipun tidak
pernah merasa puas,
Ataupun mengenal dirinya
sendiri.
Terbukti,
Ia telah selama miliaran
tahun menciptakan manusia,
Namun hingga kini tidak
pernah berhenti untuk melakukan percobaan terhadap manusia,
Dan terus saja memberi
ancaman neraka bagi manusia yang tidak menyembah dirinya.
Seakan,
Tuhan tidak cukup puas dengan
dirinya sendiri.
Betapa dungunya sosok
gambaran Tuhan,
Tiada henti memberi cobaan
pada manusia,
Meski telah demikian banyak
manusia yang merupakan hasil ciptaan gagal telah dilempar ke neraka.
Bahkan seekor keledai tidak
pernah jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Oleh karenanya juga,
Aku memilih untuk berguru
pada sang keledai,
Yang tahu cara belajar yang
baik.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.