JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

When the Rich Actually Steal from the Poor

There are government aid programs for the poor,
In the form of subsidies.
But there are rich people,
Confessing as poor,
In order to get a subsidy as well.
Such dishonest behavior,
It means the rich who steal the rights of the poor.
That's what I call it,
Rich people with poor mentality, which is sad.
There is also,
Wealthy businessmen who are millionaires,
But still extorting labor,
Even stealing the rights of his own labor.
Maybe that's why,
By robbing his own labor rights,
The entrepreneur becomes a millionaire,
And continue to rob his own workforce to defend his fortune.
They are not not able to survive honestly,
But they are too greedy to live honestly.
Someone who lives in dishonesty,
Even brave and unashamed to steal the rights of people far poorer than them.
How did it happen,
We take food from the plates of the needy poor men,
Just for the sake of making our own stomachs full.
Should not we feel ashamed,
And should not we help those poor people,
Instead of robbing food from their plates?
When the rich people consume something for the sake of pleasure,
While unfortunate people consume food to survive.
Like an businessmen living in luxury, and splurge extravagantly,
While letting its workers continue to live in poverty,
With exhausted energy in the interests of the businessmen.
Such greedy mindset,
What makes the rich economically,
Still deceiving and extorting people who are far less fortunate than him,
Without shame,
And continue to practice such extortion and fraud,
With great pride.
Greedy people,
Indeed, people who have no shame.
They are the ones who degrade their dignity by stealing and deceiving the people who are much poorer than them.
Lucky person,
Should help and assist people in distress,
It is not deceiving and looting those who are more unfortunate than them.
Being poor is not a crime or a sin.
But being rich but mentally poor and cunning,
Only then is always a disgusting crime.
There is no more despicable act of deceiving and robbing people far less fortunate than us.
Just as parents should assist and help their children,
Instead of sacrificing and taking what is right of their children.
Same humiliated, with rich people who actually ask for a subsidy from the poor.

© HERY SHIETRA Copyright.

Ada program bantuan dari pemerintah untuk orang miskin,
Berupa subsidi.
Tapi ada orang kaya,
Mengaku-ngaku sebagai miskin,
Agar mendapat subsidi pula.
Perilaku tidak jujur demikian,
Sama artinya orang kaya yang mencuri hak-hak orang miskin.
Itulah yang kusebut sebagai,
Orang kaya bermental miskin yang menyedihkan.
Ada pula,
Pengusaha kaya yang milioner,
Namun tetap memeras tenaga buruh,
Bahkan mencuri hak-hak tenaga kerjanya sendiri.
Mungkin karena itulah,
Dengan merampok hak-hak tenaga kerjanya sendiri,
Sang pengusaha menjadi seorang milioner,
Dan terus merampok tenaga kerjanya sendiri untuk mempertahankan kekayaannya.
Mereka bukan tidak mampu bertahan hidup secara jujur,
Namun mereka terlampau tamak untuk hidup secara jujur.
Seseorang yang hidup dalam ketidakjujuran,
Bahkan berani dan tidak memiliki rasa malu untuk mencuri hak dari orang-orang yang jauh miskin dari mereka.
Bagaimana bisa terjadi,
Kita mengambil makanan dari piring makanan orang-orang miskin yang malang itu,
Hanya demi membuat kenyang perut kita sendiri.
Bukankah semestinya kita merasa malu,
Dan bukankah semestinya kita yang menolong orang-orang malang tersebut,
Bukan justru merampas makanan dari piring mereka?
Bila orang-orang kaya itu mengkonsumsi sesuatu demi kesenangan,
Sementara orang-orang malang mengkonsumsi makanan untuk bertahan hidup.
Bagaikan seorang pengusaha yang hidup secara mewah dan berfoya-foya secara boros,
Sementara membiarkan para pekerjanya terus hidup dalam kemiskinan,
Dengan tenaga yang habis terhisap demi kepentingan sang pengusaha.
Pola pikir tamak itulah,
Yang membuat orang-orang kaya secara ekonomi,
Tetap saja menipu dan memeras orang-orang yang jauh lebih tidak beruntung dari dirinya,
Tanpa rasa malu,
Dan terus melakukan praktik pemerasan dan penipuan demikian,
Dengan penuh kebanggaan diri.
Orang-orang tamak,
Sejatinya adalah orang-orang yang tidak punya rasa malu.
Mereka adalah orang-orang yang merendahkan martabatnya sendiri dengan mencuri dan menipu orang-orang yang jauh lebih miskin dari mereka.
Orang yang beruntung,
Semestinya menolong dan membantu orang-orang yang sedang dalam kesulitan,
Bukan justru menipu dan merapok orang-orang yang lebih malang dari mereka.
Menjadi miskin bukanlah sebuah kejahatan ataupun dosa.
Namun menjadi orang kaya namun bermental miskin dan licik,
Barulah selalu merupakan sebuah kejahatan yang menjijikkan.
Tidak ada tindakan yang lebih hina dari menipu dan merampok orang-orang yang jauh lebih tidak beruntung dari kita.
Bagaikan orangtua yang semestinya membantu dan menolong anak-anak mereka,
Bukan justru mengorbankan dan mengambil apa yang menjadi hak dari anak-anak mereka.
Sama hinanya dengan orang kaya yang justru meminta subsidi dari orang miskin.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.