Is not it a joke,
Someone who has been constantly offending our hearts and feelings,
Yet it demands to be respected and loved?
How could it be,
Someone hopes to be loved and respected,
After all the unfair attitudes she / he always showed.
How could it be,
Someone will be liked,
Because of his arbitrary attitude and never able to empathize with the feelings of others?
How could it be,
Someone demands to be loved,
By not acknowledging all his evil deeds and denying the feelings of others hurt by the treatment of him / hers?
We have no right to patronize other people's feelings.
Feelings of the wounded,
Like a slashed heart,
Cut a scar that will never go through the passage of time.
Any recording of the memory of being hurt and wounded,
Will continue to be sculpted in the subconscious.
We never have the right to demand that others return to liking and respecting us,
After all the unjust acts we have committed against someone.
When someone does not appreciate the feelings of others,
At will, and easily hurt other people's feelings,
By denying the person's feelings of injury,
Tantamount harassing the dignity of the person who is being hurt.
Is a cunning attitude as well as petty,
Feeling right to hurt other people's feelings,
But at the same time demanded to remain respected and liked.
Everyone has the right to speak honestly according to the words of his heart.
Feelings of anger,
Feelings of hatred,
Feelings of annoyance,
Feelings of disgust,
Feelings do not like,
Feelings of resentment,
All that resulted from the wound of the heart.
Who made that inner wound?
We can not blame the wounded.
We can only blame those who made the wounds.
It's called,
Failure to be aware of her / his own bad deeds,
By constantly demanding love and respect,
But never want to appreciate and respect the feelings of others.
How could it be,
Himself demands that his feelings be respected,
While at the same time,
Himself never want to appreciate the feelings of others?
Is not that too naïve for the size of an adult person?
Or,
Could the adults be too childish?
A childlike character who did not should be used as an example.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Bukankah adalah merupakan sebuah lelucon,
Seseorang yang selama ini terus-menerus menyakiti hati dan perasaan kita,
Namun menuntut untuk tetap dihormati dan dicintai?
Bagaimana mungkin,
Seseorang berharap dicintai dan dihormati,
Setelah segala sikap tidak adil yang selalu dipertontonkan olehnya.
Bagaimana mungkin,
Seseorang akan disukai,
Karena sikapnya yang sewenang-wenang dan tidak pernah mampu berempati terhadap perasaan orang lain?
Bagaimana mungkin,
Seseorang menuntut untuk tetap dicintai,
Dengan tidak mengakui segala perbuatan jahatnya dan memungkiri perasaan terluka orang lain akibat perlakuan darinya?
Kita tidak berhak untuk menggurui perasaan orang lain.
Perasaan yang terluka,
Bagaikan hati yang tersayat,
Menorehkan bekas luka yang tidak akan pernah sempuh oleh berjalannya waktu.
Segala rekaman memori disakiti dan dilukai itu,
Akan terus terpahat dalam alam bawah sadar.
Kita tidak pernah berhak untuk menuntut agar orang lain kembali menyukai dan menghormati diri kita,
Setelah segala perbuatan tidak adil yang kita lakukan terhadap mereka.
Ketika seseorang tidak menghargai perasaan orang lain,
Sesuka hati dan dengan mudahnya melukai perasaan orang lain,
Dengan mengingkari perasaan terluka orang tersebut,
Sama artinya melecehkan harkat dan martabat orang tersebut yang sedang terluka hatinya.
Adalah sikap mental yang licik sekaligus picik,
Merasa berhak untuk melukai perasaan orang lain,
Namun disaat bersamaan menuntut untuk tetap dihormati dan disukai.
Setiap orang berhak bersuara jujur sesuai perkataan hatinya.
Perasaan marah,
Perasaan benci,
Perasaan jijik,
Perasaan muak,
Perasaan tidak suka,
Perasaan dendam,
Semua itu diakibatkan oleh luka hati.
Siapa yang membuat luka batin itu?
Kita tidak dapat menyalahkan mereka yang terluka batinnya.
Kita hanya dapat menyalahkan mereka yang membuat luka itu.
Itu yang disebut dengan,
Kegagalan untuk menyadari perbuatan buruk dirinya sendiri,
Dengan terus-menerus menuntut dicintai dan dihormati,
Namun tidak pernah mau untuk menghargai dan menghormati perasaan orang lain.
Bagaimana mungkin,
Dirinya menuntut agar perasaannya dihormati,
Sementara disaat bersamaan,
Dirinya sendiri tidak pernah mau menghargai perasaan orang lain?
Bukankah itu terlampau naif untuk ukuran seseorang yang sudah dewasa?
Atau,
Mungkinkah orang dewasa itu terlampau kekanakan?
Sifat kekanakan yang sama sekali tidak patut dijadikan teladan.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.