A long time ago,
People have to know that quite diligent in doing good,
He will surely enter heaven after death,
Armed with various seeds of good deeds that have been diligently sown by him during life.
However,
As the development of modern civilization,
The residents of the Earth began to think, with the mindset is filled with fraud,
How to,
In order to keep doing evil,
But it can enter heaven after his death.
Begin to present prophets who claim to be God's messengers, who offer the concept of the abolition of sins,
Teach and promise to his people,
That simply by worshiping and adoring praises to God,
Then you will be guaranteed to enter heaven,
Though you steal and commit immoral deeds.
Once again,
Modern religions that have many followers,
Tempted by the heavenly promises,
That simply by worshiping God and confessing the prophet,
He will go to heaven,
Even though he still committed many crimes during his life.
Thanks to the moral degradation of mankind,
Humans began to search for and infatuated with the concept of the abolition of sin,
And will believe blindly, against any false belief, which offers the abolition of sin.
That is why,
Someone who is always wary of his attitude during his life,
Many make good,
Never hurt any creature,
Practicing self-control practices,
It never takes the lure of the remission of sins or heavenly promises.
Is not it pathetic,
When humans choose to be consumed by false hope,
Named the remission of sins,
Or heavenly promises,
Rather than choose to struggle to plant the seeds of good deeds and reduce evil deeds.
God is happy enough,
When we become fully humanistic human beings,
Not a human being, who has the character resembles an animal that is not able to withstand his lust,
Moreover man who became a wolf to fellow human beings.
In your opinion, my honest friend,
Would God prefer a human being,
Who lives honestly and has never done evil all his life,
Or would prefer to enter into heaven someone who knows how to flatter, but rotten and corrupt character?
Not required figure of God, to respond directly to such a simple question.
Each person,
By being honest,
Will be able to answer the above questions,
That no one likes to see his son is good at praising his parents, but behaving badly in society.
When we are fully conscious,
That enough by doing a lot of good deeds,
No longer do evil,
And constantly practicing self-control practices,
Purifying the heart and mind,
Then surely will be reborn in the realm of the gods,
So why else rely on the concept of the abolition of sins?
If everyone realizes the importance of doing good and does not hurt any living thing,
Any merchandise of prophets,
There will never be sold.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Dahulu kala,
Orang-orang telah mengetahui bahwa cukup dengan rajin berbuat baik,
Dirinya pasti akan masuk surga setelah kematian,
Berbekal berbagai benih perbuatan baik yang telah rajin ditaburkan olehnya semasa hidup.
Namun,
Seiring perkembangan peradaban modern,
Para penduduk Bumi mulai berpikir dengan pola pikirnya yang penuh kecurangan,
Bagaimana caranya,
Agar dapat tetap berbuat jahat,
Tapi dapat masuk surga setelah kematiannya.
Mulailah hadir para nabi yang mengaku sebagai utusan Tuhan, yang menawarkan konsep penghapusan dosa,
Mengajarkan dan menjanjikan pada para umatnya,
Bahwa cukup dengan menyembah dan memuja-muji Tuhan,
Maka engkau akan terjamin masuk ke surga,
Sekalipun engkau mencuri dan berizina.
Sekali lagi,
Agama-agama modern yang memiliki banyak pengikut,
Tergoda oleh janji-janji surgawi,
Bahwa cukup dengan menyembah Tuhan dan mengakui sang nabi,
Dirinya akan masuk surga,
Sekalipun dirinya tetap melakukan banyak kejahatan semasa hidupnya.
Berkat degradasi moral umat manusia,
Para manusia mulai mencari-cari dan tergila-gila pada konsep tentang penghapusan dosa,
Dan akan percaya secara membuta, terhadap setiap keyakinan semu, yang menawarkan penghapusan dosa.
Itulah sebabnya,
Seseorang yang selalu mewaspadai sikapnya semasa hidupnya,
Banyak membuat kebaikan,
Tidak pernah menyakiti makhluk manapun,
Melatih praktik pengendalian diri,
Tidak pernah butuh iming-iming penghapusan dosa ataupun janji-janji surgawi.
Bukankah menyedihkan,
Ketika manusia memilih untuk termakan oleh harapan palsu,
Bernama penghapusan dosa,
Atau janji-janji surgawi,
Daripada memilih untuk berjuang menanam benih perbuatan baik dan mengurangi perbuatan jahat.
Tuhan sudah cukup bahagia,
Bila kita menjadi manusia yang humanis secara seutuhnya,
Bukan manusia yang memiliki watak menyerupai seekor hewan yang tidak mampu menahan nafsunya,
Terlebih manusia yang menjadi serigala bagi sesama manusia.
Menurut pendapatmu, wahai kawanku yang jujur,
Apakah Tuhan akan lebih menyukai seorang manusia,
Yang hidup jujur dan tidak pernah berbuat jahat sepanjang hidupnya,
Ataukah akan lebih memilih untuk memasukkan ke surga seseorang yang pandai memuji, namun berwatak busuk dan korup?
Tidak butuh Tuhan untuk menjawab langsung pertanyaan sederhana tersebut.
Setiap orang,
Dengan bersikap jujur,
Akan mampu menjawab pertanyaan diatas,
Bahwa tiada seorang pun yang suka untuk melihat anaknya pandai memuja-muji orang tuanya, namun berperilaku buruk di tengah masyarakat.
Bila kita sadar sepenuhnya,
Bahwa cukup dengan banyak berbuat kebajikan,
Tidak lagi berbuat kejahatan,
Dan senantiasa melatih praktik pengendalian diri,
Mensucikan hati dan pikiran,
Maka pastilah akan terlahir kembali di alam dewa,
Maka untuk apa lagi mengandalkan konsep tentang penghapusan dosa?
Jika semua orang menyadari pentingnya untuk berbuat baik dan tidak menyakiti makhluk hidup manapun,
Barang jualan para nabi manapun,
Tidak akan pernah laku.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.