Someone could be laughing at this moment and laughing at us,
Just because he was lucky in this life,
While we are not as fortunate as them.
They may also laugh at us because we are not able to fight when they are hurt.
Like a cat is helpless in a cage.
They laugh at our weaknesses and shortcomings,
As if they themselves have no weaknesses or shortcomings to laugh at.
However,
Who are now at above, will not always be above,
And,
Not always that during the time being under, will always be under.
Eventually,
It is likely that they will be laughed at,
Like the insulters of the ascetic Sidharta Gaotama,
Mocking the Buddha who has no wealth or because he lives celibate,
But in the end,
They die and are reborn in the womb,
Repeating the rituals of the life cycle of suffering,
While the Buddha will eventually smile,
Seeing the stupid human beings was born again suffering with the suffering of life,
But a Buddha will no longer be born in any womb after his death.
No party is not over.
And no suffering is also not finished.
The laughter of the criminals,
It will definitely end in the end,
Changed with a cry of fear when their bad karmic fruits have matured.
At that moment,
The victims who will laugh amused to see all the perpetrators of crime that during his life hurt him,
The criminals are turning to suffer life.
It's just a matter of time.
Those who do not regret their bad deeds,
Even repeatedly doing it for years,
Even deceitfully hurting the victim,
Even with pleasure when doing evil,
Not even afraid of the consequences of the law of karma,
At that moment,
The victims who will laugh amused to see all the perpetrators of crime that during his life hurt him,
The criminals are turning to suffer life.
It's just a matter of time.
Those who do not regret their bad deeds,
Even repeatedly doing it for years,
Even deceitfully hurting the victim,
Even with pleasure when doing evil,
Not even afraid of the consequences of the law of karma,
The greater the bad karma that will be picked up in the future.
Those who feel happy to do evil during his life,
Is it worth waiting for the abolition of sins,
To then live again with us in heaven as our neighbor?
If so,
How heaven is not a peaceful place of dreaming as we have imagined.
That is why,
Just or unfair karmic law,
Nothing is more reliable than the law of karma.
Just or unfair karmic law,
Much more unfair the concept of the abolition of sins,
Really harass the victims who have been suffering from the actions of these rotten bastards.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Seseorang bisa saja pada saat ini tertawa dan menertawai kita,
Hanya karena dirinya sedang beruntung dalam kehidupan ini,
Sementara kita tidak seberuntung mereka.
Bisa juga mereka menertawai kita karena kita tidak mampu melakukan perlawanan ketika disakiti.
Bagaikan kucing tidak berdaya di dalam sangkar.
Mereka menertawai kelemahan dan kekurangan kita,
Seakan mereka sendiri tidak punya kelemahan ataupun kekurangan apapun untuk ditertawakan.
Namun,
Tidak selamanya yang berada diatas, akan selalu berada diatas,
Dan,
Tidak selamanya yang selama ini sedang berada dibawah, akan selalu berada dibawah.
Pada akhirnya,
Besar kemungkinan merekalah yang akan kita tertawai,
Seperti halnya para penghina pertapa Sidharta Gaotama,
Meledek sang Buddha yang tidak memiliki harta kekayaan atau karena dirinya hidup secara selibat,
Namun pada akhirnya,
Mereka meninggal dan terlahir kembali dalam rahim,
Mengulangi ritual siklus kehidupan yang penuh derita,
Sementara Sang Buddha yang pada akhirnya akan tersenyum,
Melihat para manusia bodoh itu kembali terlahir diliputi penderitaan hidup,
Namun seorang Buddha tidak akan lagi terlahir dalam rahim manapun setelah kematiannya.
Tiada pesta yang tidak usai.
Dan tiada penderitaan yang juga tidak usai.
Senyum tawa para penjahat itu,
Pasti akan berakhir pada akhirnya,
Berganti dengan jerit tangis penuh ketakutan ketika buah karma buruk mereka telah matang.
Pada saat itulah,
Para korbannya yang akan tertawa geli melihat semua pelaku kejahatan yang semasa hidup menyakiti dirinya,
Para penjahat busuk itu yang kini berbalik mengalami penderitaan hidup.
Semuanya hanyalah persoalan waktu.
Mereka yang tidak menyesali perbuatan buruknya,
Bahkan berulang kali melakukannya selama bertahun-tahun,
Bahkan dengan penuh tipu daya menyakiti korbannya,
Bahkan dengan rasa senang ketika berbuat jahat,
Bahkan tidak takut pada akibat dari hukum karma,
Semakin besar buah karma buruk yang akan dipetiknya dikemudian hari.
Mereka yang merasa senang berbuat jahat semasa hidupnya,
Apakah layak mengharap penghapusan dosa,
Untuk kemudian hidup kembali bersama kita di surga sebagai tetangga kita?
Jika demikian yang terjadi,
Betapa surga bukanlah tempat idaman penuh kedamaian sebagaimana kita bayangkan selama ini.
Itulah sebabnya,
Adil atau tidak adilnya hukum karma,
Tiada yang lebih patut diandalkan daripada hukum karma.
Adil atau tidak adilnya hukum karma,
Jauh lebih tidak adil konsep penghapusan dosa,
Sungguh melecehkan para korban yang selama ini telah menderita akibat perbuatan para bajingan busuk tersebut.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.