Do not follow or make feelings, as our guide and instructor,
But follow and think based on the existing ratios and facts,
So that we do not regret in the future.
Often feeling is controlled by ignorance,
It leads us to the destruction of ourselves.
Feeling,
Often it is part of the instinct to die from a human being,
Fool us unknowingly,
Controlled like a robot that moves and acts without having a rational thought.
Through feeling,
We are moved to buy everything we see and meet.
Through feeling,
We would be tempted to run away from responsibility.
Through feeling,
We will be encouraged to invite each and every beautiful woman or handsome man we meet, and forget the commitment with our spouse today.
Through feeling,
We may be aroused to beat our whining child.
Through feeling,
Maybe we will be tempted to use fraudulent means to achieve the goal.
Through feeling,
We will be so easy to fall when we have trouble in life.
Through feeling,
We will feel like always winning by ourselves, without realizing that other people want to enjoy the victory.
Through feeling,
We will harass the feelings of others, without us realizing that other people's feelings can be hurt.
Through feeling,
We will solve every problem by using violent means.
Through feeling,
We may steal or even rob a house of a citizen who looks more prosperous than he is.
That is why,
The Buddha always teaches his disciples to practice controlling our own thoughts and our five senses.
An animal,
Being in touch with other animals when they are in need of intercourse,
No shame.
When humans always follow and follow the impulse of feelings and desires,
So humans and animals thus,
Absolutely no difference.
A person who is weak in the ability of his brain,
Will rely more on his hand muscles or even his punch, to deal with every problem he faces.
If indeed our impulses and feelings are always right,
So our whole life will never recognize the meaning of regret.
Without regret,
There is no self-introspection.
Without self introspection,
No self-improvement.
No self-improvement,
It is a destruction for itself and a disaster for those around him.
Through feeling,
We want to feel always right,
Without ever being able to look at ourselves objectively.
Sometimes,
Feelings can trap us,
When mistakenly interpreted it.
©
HERY SHIETRA Copyright.
Jangan ikuti ataupun jadikan perasaan sebagai pemandu dan instruktur kita,
Tapi ikuti dan berpikir berdasarkan rasio dan fakta yang ada,
Agar kita tidak menyesal dikemudian hari.
Seringkali perasaan dikendalikan oleh kebodohan batin,
Mengarahkan kita menuju kehancuran diri kita sendiri.
Perasaan,
Seringkali merupakan merupakan bagian dari insting untuk mati dari seorang manusia,
Mengecoh kita tanpa kita sadari,
Dikendalikan bagai robot yang bergerak dan bertindak tanpa memiliki pemikiran yang rasional.
Lewat perasaan,
Kita tergerak untuk membeli segala sesuatu yang kita lihat dan jumpai.
Lewat perasaan,
Kita akan tergoda untuk lari dari tanggung jawab.
Lewat perasaan,
Kita akan terdorong untuk mengajak kencan setiap wanita cantik atau pria tampan yang kita jumpai, dan melupakan komitmen dengan pasangan hidup kita saat ini.
Lewat perasaan,
Kita mungkin akan terangsang untuk memukul anak kita yang sedang merengek.
Lewat perasaan,
Mungkin kita akan tergiur untuk menggunakan cara-cara curang untuk mencapai tujuan.
Lewat perasaan,
Kita akan demikian mudah terjatuh ketika menemui kesukaran dalam hidup.
Lewat perasaan,
Kita akan merasa ingin selalu menang seorang diri, tanpa mau menyadari bahwa orang lain pun ingin menikmati kemenangan.
Lewat perasaan,
Kita akan melecehkan perasaan orang lain, tanpa kita mau menyadari bahwa perasaan orang lain pun mampu terluka.
Lewat perasaan,
Kita akan menyelesaikan setiap masalah dengan menggunakan cara-cara kekerasan.
Lewat perasaan,
Kita mungkin mencuri atau bahkan merampok rumah seseorang warga yang tampak hidup lebih makmur daripada dirinya.
Itulah sebabnya,
Sang Buddha selalu mengajarkan para muridnya untuk berlatih mengontrol pikiran kita sendiri dan kelima indera kita.
Seekor hewan,
Akan berhubungan badan dengan hewan lain ketika mereka sedang menginginkan hubungan badan,
Tanpa mengenal rasa malu.
Bila manusia selalu mengikuti dan menuruti dorongan perasaan dan keinginan,
Maka manusia dan hewan dengan demikian,
Sama sekali tidak memiliki perbedaan.
Seseorang yang lemah dalam daya kemampuan otaknya,
Akan lebih banyak mengandalkan otot tangannya atau bahkan pukulan tinjunya untuk menghadapi setiap masalah yang dihadapinya.
Bila memang dorongan hati dan perasaan kita selalu benar,
Maka seumur hidup kita tidak akan pernah mengenali makna penyesalan.
Tanpa penyesalan,
Tiada instrospeksi diri.
Tanpa introspeksi diri,
Tiada perbaikan diri.
Tiada perbaikan diri,
Adalah kehancuran bagi dirinya sendiri maupun bencana bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.
Lewat perasaan,
Kita ingin merasa selalu benar,
Tanpa pernah lagi mampu memandang diri kita sendiri secara objektif.
Terkadang,
Perasaan dapat menjebak kita,
Ketika keliru menafsirkannya.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.