JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

A Weak Victim is Not Always Helpless Against the Perpetrators

Never we think or assume,
That our evil deeds, which are not touched by the law,
It can not even be resisted by the oppressed victims,
Where the victims can only silence helplessly,
And constantly can do various crimes freely without any significant obstacles,
Not interpreted that he did not get sanctions in the form of prayers from the victims,
Who cursed the perpetrator, to go to hell.
A fatal assumption,
Believing that if we can do anything,
Even hurt and harm other citizens,
Without any legal sanction by the state,
Then we will not accept any consequences for our misconduct.
Can get away from state law,
Not that he can escape from the law of karma,
Nor did he escape the prayers of his victims who expected him to be punished in hell.
The more happy the perpetrator does the bad,
The greater the bad karma that will be picked up in the future,
Thus the law of karma works.
Realizing this, we can no longer underestimate our evil deeds,
No matter how small it is,
Moreover great evil deeds,
Especially when we do not regret and stop all our bad deeds that harm and hurt others.
It is like persecuting victims who are smaller and weaker than us,
Although the victim does not move and is unable to resist all our bad deeds towards him,
Not that we've won against the victim.
The law of karma waits to bear fruit on the perpetrator,
No matter how small the evil act,
It will still bear fruit on the perpetrator.
At least,
The victim will give a curse for the culprit,
In order to enter hell and eternal tormented therein.
Fools plucking various curse worse than others.
Clever people,
Will do many virtues,
So will many people give us a good prayer for ourselves.
While the fool does not even want to realize that the victim,
Although helpless and unable to resist the evil that we are doing against it,
Still able to make prayers,
A prayer that expects the perpetrator to be thrown into hell as punishment.
That said,
Those who are oppressed,
His prayers are much stronger and heard by the gods.

© HERY SHIETRA Copyright.

Jangan pernah kita berpikir ataupun berasumsi,
Bahwa perbuatan-perbuatan jahat kita yang tidak tersentuh oleh hukum,
Bahkan tidak dapat dilawan oleh para korban yang tertindas,
Dimana para korban hanya dapat bungkam secara tidak berdaya,
Dan terus-menerus dapat melakukan berbagai kejahatan dengan bebasnya tanpa hambatan berarti,
Tidak dimaknai bahwa dirinya tidak mendapat sanksi berupa doa dari para korbannya,
Yang menyumpahi diri sang pelaku agar masuk neraka.
Suatu asumsi fatal,
Berkeyakinan bahwa bila kita dapat berbuat seenaknya,
Bahkan menyakiti dan merugikan warga negara lainnya,
Tanpa sanksi apapun secara hukum negara,
Maka kita tidak akan menerima konsekuensi apapun terhadap berbagai perbuatan buruk kita tersebut.
Dapat lolos dari hukum negara,
Bukan berarti dirinya dapat lolos dari hukum karma,
Juga tidak lolos dari doa para korbannya yang mengharap agar pelakunya dihukum di neraka.
Semakin senang si pelaku berbuat jahat,
Semakin besar buah karma buruk yang akan dipetiknya dikemudian hari,
Demikianlah hukum karma bekerja.
Menyadari hal tersebut, kita tidak dapat lagi meremehkan perbuatan jahat kita,
Sekecil apapun itu,
Terlebih perbuatan jahat yang besar,
Terlebih ketika kita tidak menyesali dan menghentikan segala perbuatan buruk kita yang merugikan dan menyakiti orang lain.
Ibarat menganiaya korban yang bertubuh lebih kecil dan lebih lemah dari kita,
Meski sang korban tidak berkutik dan tidak mampu melawan segala perbuatan buruk kita terhadapnya,
Bukan berarti kita sudah menang terhadap sang korban.
Hukum karma menunggu untuk berbuah pada si pelaku,
Sekecil apapun perbuatan jahat tersebut,
Tetap akan berbuah pada sang pelaku.
Setidaknya,
Sang korban akan mendoakan sang pelaku,
Agar masuk neraka dan abadi tersiksa didalamnya.
Orang bodoh memetik berbagai doa buruk dari orang-orang lainnya.
Orang pandai,
Akan melakukan banyak kebajikan,
Sehingga akan banyak orang yang memberi kita doa yang baik untuk diri kita.
Sementara si dungu bahkan tidak pernah mau menyadari bahwa sang korban,
Meski tidak berdaya dan tidak mampu melawan kejahatan yang kita lakukan terhadapnya,
Tetap mampu membuat doa,
Doa yang mengharap agar si pelaku dijebloskan ke neraka sebagai hukumannya.
Konon,
Mereka yang tertindas,
Doanya jauh lebih kuat dan didengar oleh para dewa.


© Hak Cipta HERY SHIETRA.