JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

Being a Modest Human but Ideal

It was too late,
If we just learn to swim when will die drown.
Is already late condition,
If we just learn self-defense when there are bad guys who try to rob us.
Is no longer saved his position,
If we just want to plant the seeds of good karma when we are struck by the unfortunate result of bad karma that has been mature and fruitful.
It is already too severe and critical,
If we just want to maintain good health and a healthy lifestyle,
When our body has disease or even organ damage inside the body.
Is already too weak or old age we are,
If we just want to learn and sharpen our brain,
When we find ourselves so stupid and did not know anything about ourselves or about the world.
However,
As far as anything we have gone wrong,
Immediately turn our direction now.
It is better to immediately change our behavioral habits and attitudes,
How far had been much mistaken choosing the road path,
Than not at all.
Avoid fatalistic attitude,
And always open to change,
And ventured to take another path altogether.
To change destiny and life,
We must be willing to let go of old habits,
And become a new human being altogether.
We do not need to feel ashamed to want to change for the better.
Opening the way begins by opening your mind to the opportunities and possibilities of life that are so vast.
Like a frog in a shell,
The narrow world will turn into a bright and wide world,
When the frog wants to try to get out of his shell.
Though life and the world are hard,
But we must not lose to the harsh and cruel world.
Even if we just hide inside the shell,
Without any risk in it,
Still we will die of old age or disease and natural disasters.
By being in the outside world,
We will be exposed to the potential risks of crime,
Being a victim of abuse,
Or even killed by injustice.
But anyone will surely die,
Sooner or later,
Just a matter of time.
However,
Is it worth our death as a coward who always hides and escapes from the reality and truth of this bitter life?
It is true that we will be disappointed to see the world as it is,
But at least we do not disappoint ourselves.
Other people can hurt us without being able to prevent them completely,
But at least we never hurt any living creature as long as we are alive on this earth.
That's the ideal life,
It has been more than enough without expecting to be a superhero that is immune to any bullets.

© HERY SHIETRA Copyright.

Adalah sudah terlambat keadaannya,
Bila kita baru belajar berenang saat akan mati tenggelam.
Adalah sudah telat kondisinya,
Bila kita baru belajar bela diri disaat ada orang-orang jahat yang mencoba merampok diri kita.
Adalah sudah tidak terselamatkan lagi posisinya,
Bila kita baru mau menanam benih karma baik disaat kita tertimpa musibah akibat karma buruk yang telah matang dan berbuah.
Adalah sudah terlampau parah dan kritis,
Bila kita baru mau menjaga kesehatan dan pola hidup sehat,
Ketika tubuh kita telah mengidap penyakit atau bahkan kerusakan organ dalam tubuh.
Adalah sudah terlampau uzur atau tua umur kita,
Bila kita baru mau belajar dan mengasah otak kita,
Ketika kita mendapati bahwa diri kita begitu bodoh dan sama sekali tidak mengetahui apapun tentang diri kita sendiri ataupun tentang dunia ini.
Namun demikian,
Sejauh apapun kita telah salah melangkah,
Segera putar haluan kita sekarang juga.
Adalah lebih baik segera merubah kebiasaan dan sikap perilaku kita,
Seberapa jauh pun telah banyak keliru memilih jalan,
Daripada tidak sama sekali.
Hindari sikap fatalistis,
Dan selalu terbuka untuk berubah,
Dan memberanikan diri untuk menempuh jalan yang lain sama sekali.
Untuk mengubah nasib dan kehidupan,
Kita harus bersedia untuk melepas kebiasaan-kebiasaan lama,
Dan menjadi manusia yang baru sama sekali.
Kita tidak perlu merasa gengsi untuk mau berubah ke arah yang lebih baik.
Membuka jalan diawali dengan membuka pikiran terhadap berbagai peluang dan kemungkinan hidup yang demikian luasnya.
Bagaikan katak dalam tempurung,
Dunia yang sempit akan berganti menjadi dunia yang terang benderang dan luas,
Ketika sang katak mau untuk mencoba keluar dari tempurungnya.
Sekalipun hidup dan dunia ini keras,
Namun kita tidak boleh kalah dari keras dan kejamnya dunia ini.
Sekalipun kita hanya bersembunyi di dalam tempurung,
Tanpa resiko apapun di dalamnya,
Tetap saja kita akan meninggal karena usia tua ataupun penyakit dan bencana alam.
Dengan berada di dunia luar,
Kita akan terpapar oleh berbagai potensi resiko kejahatan,
Menjadi korban pelecehan,
Atau bahkan tewas karena ketidakadilan.
Namun siapapun pasti akan mati,
Cepat atau lambat,
Hanya persoalan waktu.
Akan tetapi,
Apakah layak kita mati sebagai seorang pengecut yang selalu bersembunyi dan melarikan diri dari realita dan kenyataan hidup yang pahit ini?
Betul bahwa kita akan kecewa melihat dunia secara apa adanya,
Namun setidaknya kita tidak mengecewakan diri kita sendiri.
Orang lain dapat saja menyakiti kita tanpa dapat kita cegah sepenuhnya,
Namun setidaknya kita tidak pernah menyakiti makhluk hidup manapun selama kita masih hidup di muka bumi ini.
Itulah hidup yang sudah cukup ideal,
Sudah lebih dari cukup tanpa mengharap untuk menjadi superhero yang kebal terhadap peluru.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.

Knowing How to Face Ourselves

We must be aware and sensitive to conditions and situations.
Such as we need to know when to be silent,
And when to speak.
As well as,
We must know when to be ashamed to do anything,
And we must also know when to be courageous without fear.
We should feel ashamed to do evil,
Or embarrassed when criticizing someone who is demanding what really is his right to speak out.
But on another occasion,
We should not be ashamed to do good,
And also should not be ashamed to invite our friends to do good.
We should feel ashamed,
If we are corrupt,
or become a child of a corrupt person.
However,
We should never be embarrassed just for being a man imprisoned by a poor economy.
Being poor is not a crime,
As long as it does not steal food that belongs to someone else.
It was only a crime,
Become rich by stealing what is right of others.
And also,
Being a person rich in material,
Not interpreted to give him the right to harass people who are weak economic conditions.
We should be afraid to do evil,
Not afraid to be scared or afraid to uphold the truth.
Is a coward's attitude,
When we are afraid to uphold our own rights and dignity, when we are treated improperly by others.
The fools,
Feeling embarrassed for something that should be done boldly,
And feel courageous to do for everything that should be embarrassed to do.
We should be ashamed to defend the bad guys and be unjust,
Feeling embarrassed when stealing and robbing other people's rights,
Feeling shy about constantly harming others,
Feeling embarrassed to know only demanded without being demanded,
Feeling embarrassed just asking for rights without being burdened with obligations,
Feeling embarrassed when we just want to be treated justly and tolerant while at the same time we are arbitrary and intolerant,
Feeling embarrassed when we just want to talk without listening,
Feeling embarrassed to be brave enough to win a sum against someone standing alone,
Embarrassed when treating others as though they were lower than our dignity,
Feeling embarrassed when we are only able to blame others without being able to introspect ourselves.
Begin to dare to fight for ourselves.
Because,
If not we who dare to appear to uphold the dignity and rights of ourselves,
So who else can we rely on?
When the wicked people are satisfied and happy to see us hurt and fall,
So it is folly to expect them to reach out to help us.
Immediately reach out and always present for ourselves,
To protect, to appreciate, and to be a good and determined fighter to uplift and maintain our own dignity.

© HERY SHIETRA Copyright.

Kita harus bersikap peka serta sensitif terhadap kondisi dan situasi.
Semisal kita perlu tahu kapan harus diam,
Dan kapan harus bersuara.
Sama halnya,
Kita harus tahu kapan harus malu untuk berbuat sesuatu hal,
Dan kita juga juga harus tahu kapan harus bersikap penuh keberanian tanpa rasa gentar.
Kita harus merasa malu untuk berbuat jahat,
Atau malu ketika mengkritik seseorang yang sedang menuntut apa yang sebenarnya memang menjadi haknya untuk bersuara.
Namun dalam kesempatan lain,
Kita justru tidak boleh malu untuk berbuat baik,
Dan juga tidak boleh malu untuk mengajak kawan-kawan kita untuk berbuat kebaikan.
Kita harus merasa malu,
Bila kita bersikap korup,
atau menjadi anak dari seorang koruptor.
Namun,
Kita tidak pernah boleh merasa malu hanya karena menjadi seseorang yang terbelenggu oleh keadaan ekonomi yang miskin.
Menjadi miskin bukanlah sebuah kejahatan,
Sepanjang tidak mencuri makanan yang menjadi milik orang lain.
Barulah sebuah kejahatan,
Menjadi kaya dengan mencuri apa yang menjadi hak dari orang lain.
Dan juga,
Menjadi orang yang kaya akan materi,
Bukan dimaknai memberinya hak untuk melecehkan orang-orang yang lemah kondisi ekonominya.
Semestinya kita takut untuk berbuat jahat,
Bukan takut untuk dijahati ataupun takut untuk menegakkan kebenaran.
Adalah sikap seorang pengecut,
Bilamana kita takut untuk menjunjung hak serta martabat diri kita sendiri, ketika diperlakukan tidak patut oleh orang lain.
Orang-orang dungu,
Merasa malu untuk sesuatu yang semestinya dilakukan secara berani,
Dan merasa berani untuk berbuat untuk segala sesuatu yang semestinya malu untuk dilakukan.
Kita semestinya malu membela orang-orang jahat dan bersikap tidak adil,
Merasa malu ketika mencuri dan merampas hak orang lain,
Merasa malu secara terus-menerus melukai orang lain,
Merasa malu karena hanya tahu menuntut tanpa mau dituntut,
Merasa malu hanya meminta hak tanpa mau dibebani kewajiban,
Merasa malu ketika kita hanya mau diperlakukan adil dan toleran sementara disaat bersamaan kita bersikap sewenang-wenang dan intoleran,
Merasa malu ketika kita hanya mau berbicara tanpa mau mendengarkan,
Merasa malu karena hanya berani ketika menang secara jumlah melawan seseorang yang berdiri seorang diri,
Merasa malu ketika memperlakukan orang lain seakan lebih rendah derajat martabatnya daripada kita,
Merasa malu ketika kita hanya mampu menyalahkan orang lain tanpa mampu untuk introspeksi diri.
Mulailah untuk berani memperjuangkan diri kita sendiri.
Karena,
Bila bukan kita yang berani tampil untuk menjunjung martabat dan hak-hak diri kita,
Maka siapa lagi yang dapat kita andalkan?
Ketika orang-orang jahat itu merasa puas dan senang melihat kita terluka dan jatuh,
Maka adalah kebodohan mengharap agar mereka mengulurkan tangan untuk menolong kita.
Segera ulurkan tangan dan selalu hadir untuk diri kita sendiri,
Untuk melindungi, menghargai, dan menjadi pejuang yang baik dan teguh untuk mengangkat serta menjaga martabat diri kita sendiri.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.

Win and Lose at the Same Time

Surely we already know,
Growing means not raising and fattening the body,
Nor is it meaningful to raise the ego.
To enlarge and expand the ego,
Everyone can do it.
It does not even take any effort for it.
We also already know,
Victory means not to be champion in the human world,
But after that, receiving punishment in hell due to various fraud during his life.
Despite being oppressed in the human world,
But as long as a person does not harm other living beings,
He will be the winner of life after death.
There is someone who becomes king,
But at the same time, it failed to act as a father or head of the family, which is good for his own family.
Is not that ironic?
There are also people who always lose in every battle,
But at the same time he is always able to conquer his own defilements.
Is not that great, as the name suggests?
There are so many policemen wearing law enforcement uniforms,
But behind all that, the police were more evil than any civil evil.
Is not that a tragedy of humanity?
Not infrequently we encounter,
Or maybe it is often done by ourselves,
A healthy man when his body is still or being healthy,
Constrained by desire, greed, or reject the boredom that happened,
Begin to search for diseases with unhealthy activities, eat harmful foods, to engage in the use of illegal drugs.
Is not that crazy?
Many also we encounter humans,
The angry when hurt,
But at the same time he likes to hurt others.
Is not that a hypocrite?
There was also a shocking news,
A judge who should judge and impose a verdict on criminals,
Caught in the hands of corruption so that later he was tried and punished by the court.
Is not it all turned upside down?
In theory,
The country that supports its people,
But the present case, is increasingly squeezed sweat of the people, by the state with a variety of taxes and their corrupt state officials.
Is not that so painful?
Nor is it a myth,
That parents should give life and help the child's development toward a happy life.
But the parent is actually snatching the life of his own child for the personal interests of the parents.
Is not that the most terrible event on all crimes?
Mankind is a wolf to his fellow man,
Even worse than that.

© HERY SHIETRA Copyright.

Tentunya kita sudah tahu,
Bertumbuh artinya bukanlah membesarkan  dan menggemukkan badan,
Bukan pula bermakna membesarkan ego.
Untuk membesarkan badan dan meluaskan ego,
Semua orang mampu untuk melakukannya.
Bahkan tidak dibutuhkan usaha apapun untuk itu.
Kita juga sudah tahu,
Kemenangan artinya bukanlah menjadi juara di dunia manusia,
Namun setelah itu menerima hukumannya di neraka akibat berbagai kecurangan semasa hidupnya.
Sekalipun tertindas di dunia manusia,
Namun selama seseorang itu tidak menyakiti makhluk hidup lainnya,
Ialah yang akan menjadi pemenang kehidupan setelah kematian.
Ada seseorang yang menjadi raja,
Namun disaat bersamaan ternyata gagal berperan sebagai seorang ayah atau kepala keluarga yang baik bagi keluarganya sendiri.
Bukankah itu ironis?
Ada pula orang-orang yang selalu kalah dalam setiap pertempurannya,
Namun disaat bersamaan ia selalu mampu untuk menaklukkan kekotoran batinnya sendiri.
Bukankah itu hebat namanya?
Ada begitu banyak polisi yang mengenakan seragam penegak hukum,
Namun dibalik semua itu, para polisi tersebut ternyata lebih jahat daripada penjahat sipil manapun.
Bukankah itu merupakan sebuah tragedi kemanusiaan?
Tidak jarang kita jumpai,
Atau mungkin sering dilakukan oleh diri kita sendiri,
Manusia yang sehat saat tubuhnya masih atau sedang sehat,
Terbelenggu oleh keinginan, rasa tamaknya, atau menolak kebosanan yang dialaminya,
Mulai mencari penyakit dengan aktivitas yang tidak sehat, memakan makanan yang berbahaya, hingga terlibat pemakaian obat terlarang.
Bukankah itu gila?
Banyak juga kita jumpai manusia,
Yang marah ketika disakiti,
Namun disaat bersamaan dirinya gemar untuk menyakiti orang lain.
Bukankah ini namanya munafik?
Terdengar pula sebuah kabar berita yang mengejutkan,
Seorang hakim yang semestinya mengadili dan menjatuhkan vonis bagi para kriminil,
Tertangkap tangan melakukan korupsi sehingga kemudian dirinya diadili dan dihukum oleh pengadilan.
Bukankah semua ini menjadi terbalik keadaannya?
Secara teori,
Negara yang menghidupi rakyatnya,
Namun saat kini yang terjadi ialah kian diperasnya keringat rakyat oleh negara dengan berbagai pungutan pajak dan aksi korupsi para pejabat negara.
Bukankah itu sangat menyakitkan hati?
Bukan pula sebuah mitos,
Bahwa orangtua semestinya memberi kehidupan dan menolong perkembangan sang anak menuju hidup yang bahagia.
Namun orangtua tersebut justru merenggut hidup anaknya sendiri demi kepentingan pribadi sang orangtua.
Bukankah itu merupakan kejadian yang paling mengerikan diatas semua kejahatan?
Manusia adalah serigala bagi sesamanya,
Bahkan lebih buruk dari itu.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.

Remain True to Ourselves in Every Critical Situation

We may be insulted or harassed and slandered by others,
Without we can prevent it from happening completely to happen to us.
But at least, we can do our best not to insult or harass ourselves.
We may be hurt and harmed by others,
Without we can avoid completely such things to be experienced by ourselves.
But at least, we can do our best not to harm or injure ourselves.
We may have been or are being treated unfairly by the communities in which we live,
We can not completely avoid such unpleasant things to happen to ourselves, or to our closest family members.
But at least, we have done our utmost to be fair to ourselves and to every member of our family.
We may often be betrayed and lied to by those around us,
Without we can reject the various crimes that happen to us.
But at least, we are able to keep the trust given by ourselves to ourselves.
We may be plagued by physical ailments that we can neither reject nor escape from such degerative pain,
Without being able to do much to correct or prevent it.
But at least our mental state is maintained healthy, while preventing our physical damage increasingly intensified.
We may be struck by various calamities that insistently,
Without ever can we protest against the various misfortunes of life that we experience.
But at least we want to continue to struggle to change and improve fate by creating our own destiny of life through effort and hard work wholeheartedly.
We may experience discouragement from failures after so much effort and loss,
Without we can predict what will happen in the future,
Whether to succeed or lose money due to failure.
But at least we enjoy all the processes of struggle and effort that we muster,
Without the need to blame or hate ourselves.
Other people may hate us,
But at least we need to continue to be present and still love ourselves.
Other people will not care about our condition,
In connection with all our strengths and weaknesses,
With regard to each of our problems and difficulties,
But at least we need to always understand and uphold our own dignity.
There is nothing we can rely on and trust,
Apart from ourselves.
Let others betray us,
But do not ever even we betray ourselves.

© HERY SHIETRA Copyright.

Kita mungkin saja dihina ataupun dilecehkan dan difitnah oleh orang lain,
Tanpa dapat kita cegah seutuhnya kejadian demikian untuk terjadi pada diri kita.
Namun setidaknya, kita mampu berupaya sebaik mungkin untuk tidak menghina ataupun melecehkan diri kita sendiri.
Kita mungkin saja disakiti dan dirugikan oleh orang lain,
Tanpa dapat kita hindari seutuhnya hal-hal seperti demikian untuk dialami oleh diri kita.
Namun setidaknya, kita mampu berusaha sekuat tenaga untuk tidak menyakiti ataupun melukai diri kita sendiri.
Kita mungkin saja pernah atau sedang diperlakukan tidak adil oleh masyarakat tempat kita hidup,
Tanpa dapat kita hindari sepenuhnya hal-hal tidak menyenangkan demikian untuk terjadi pada diri kita atau pada keluarga terdekat kita.
Namun setidaknya, kita telah berupaya sepenuh hati untuk bersikap adil terhadap diri kita sendiri maupun terhadap setiap anggota keluarga kita.
Kita mungkin saja sering dikhianati dan dibohongi oleh orang-orang disekitar kita,
Tanpa dapat kita tolak berbagai kejahatan yang menimpa diri kita.
Namun setidaknya, kita mampu menjaga kepercayaan yang diberikan oleh diri kita kepada diri kita sendiri.
Kita mungkin saja didera berbagai penyakit fisik yang tidak dapat kita tolak maupun lari dari sakit degeratif demikian,
Tanpa dapat berbuat banyak untuk memperbaiki ataupun mencegahnya.
Namun setidaknya keadaan mental kita tetap terjaga sehat, sembari mencegah kerusakan fisik kita kian menghebat.
Kita mungkin saja tertimpa berbagai musibah yang bertubi-tubi,
Tanpa pernah dapat kita protes terhadap berbagai kemalangan hidup yang kita alami.
Namun setidaknya kita mau untuk terus berjuang mengubah dan memperbaiki nasib dengan menciptakan takdir hidup kita sendiri lewat usaha dan kerja keras secara sepenuh hati.
Kita mungkin saja mengalami putus asa akibat berbagai kegagalan setelah sekian banyak menemouh usaha dan kerugian,
Tanpa dapat kita ramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang,
Apakah akan berhasil atau kian merugi akibat kegagalan.
Namun setidaknya kita menikmati segala proses perjuangan dan daya upaya yang kita kerahkan,
Tanpa perlu menyalahkan atau membenci diri kita sendiri.
Orang lain dapat saja membenci diri kita,
Namun setidaknya kita perlu terus hadir dan tetap mencintai diri kita sendiri.
Orang lain tidak akan perduli pada kondisi diri kita,
Terhadap segala kelebihan dan kelemahan diri kita,
Terhadap setiap masalah dan kesulitan diri kita,
Namun setidaknya kita perlu senantiasa memahami dan menjunjung martabat diri kita sendiri.
Tidak ada yang paling dapat kita andalkan dan percayai,
Selain diri kita sendiri.
Biarkan saja orang lain mengkhianati diri kita,
Namun jangan pernah sekalipun kita mengkhianati diri kita sendiri.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.