(DROP DOWN MENU)

Choose to Follow or Against the Current of the Times

As the Age became more and more sophisticated,
Should the quality of human life increase and the happiness of our lives as the people of this world should be more full of happiness.
But who would have thought,
Along with the various conveniences offered by sophistication and technological advancement,
Precisely at the same time, the more burdens are borne by every human being, whom born today.
Unimaginable burden of children a century to come,
How they should study harder,
Must go to school longer,
Must work harder,
And even to die, maybe they will get a tremendous difficulty in the end.
Could it be the birth of a child,
Bringing happiness to the child,
Or just the opposite?
Economic imbalances,
Making the rich richer,
While the poor are getting poorer.
However, far more poor people are living miserably throughout their lives.
Will more and more suffer the life of the child,
Facing a world that has been so cruel,
When parents actually come to harm the life of the child.
Evidently,
There is something we have to pay for every sophistication we enjoy,
In the form of ecosystem damage,
Natural damage,
The demand to continue to follow the progress of time endless and exhausting,
Until it becomes so attached and weighed down by the sophisticated equipment that is increasingly dictating our lives,
Being a slave of the technological sophistication itself.
Who would have thought,
Mankind creates technology,
To in turn become a tech slave?
Actually what does this life offer,
Besides the endless burdens of life?
Simple life in the past,
Make us have to walk to get somewhere,
Drawing water from wells for clean water needs,
Threatened by starvation when entering winter or drought,
But life at that moment is not heavier than life at the moment,
With different forms of difficulty,
With a much larger burden, amid increasingly limited natural resources.
When we choose not to keep up with the times,
Then we will be marginalized, and said to be out of date.
From this point on,
Mankind became the object of the age,
It is no longer a subject of the times.
Fully dictated by the times.
However,
There are also those who, because of the firm principles of self,
Keeping the principles of virtue conservatively,
Not consumed by time nor by age,
Not eroded by changes in people's lifestyles,
Keeping to the principles of authenticity,
Like honesty,
Justice,
The attitude of the knight,
Can be trusted,
In harmony between words and deeds,
While most of us are swept away by the changing currents of civilization increasingly corrupted morality.
Times may change,
But the standard of morality must be upheld,
Such a gem that must be held tightly as identity.
The noble struggle always moves against the current,
Not the other way around, following the flow of defilements.
We need to always remember,
Greed never know the word satisfied,
As much as any greed we follow and obey.
In this way,
We can no longer be mocked by the development of any age.

© HERY SHIETRA Copyright.

Ketika Zaman menjadi semakin dan demikian canggih,
semestinya kualitas hidup manusia semakin meningkat dan kebahagiaan hidup kita sebagai penduduk dunia inipun semestinya semakin penuh kebahagiaan.
Namun siapa akan menyangka,
Seiring dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh kecanggihan dan kemajuan teknologi,
Justru disaat bersamaan semakin berat beban yang ditanggung oleh setiap umat manusia yang terlahir saat kini.
Tidak terbayangkan beban anak-anak satu abad yang akan datang,
Betapa mereka harus belajar lebih giat,
Harus bersekolah lebih lama,
Harus bekerja lebih keras,
Dan bahkan untuk mati pun mungkin mereka akan mendapatkan kesukaran yang luar biasa pada akhirnya.
Mungkinkah kelahiran seorang anak,
Membawa kebahagiaan bagi sang anak,
Atau justru sebaliknya?
Ketimpangan ekonomi,
Membuat si kaya semakin kaya,
Sementara si miskin semakin miskin.
Namun, jauh lebih banyak orang-orang miskin yang hidup menderita sepanjang hidupnya.
Akan semakin menderita hidup sang anak,
Menghadapi dunia yang sudah sedemikian kejam ini,
Bila orangtua justru ikut mencelakai kehidupan sang anak.
Ternyata,
Ada yang harus kita bayarkan atas setiap kecanggihan yang kita nikmati tersebut,
Berupa kerusakan ekosistem,
Kerusakan alam,
Tuntutan untuk terus mengikuti kemajuan zaman yang tiada habisnya dan meletihkan,
Hingga menjadi demikian melekat dan terbebani oleh berbagai peralatan canggih yang kian mendikte hidup kita,
Menjadi budak dari kecanggihan teknologi itu sendiri.
Siapa akan menyangka,
Umat manusia menciptakan teknologi,
Untuk pada gilirannya menjadi budak teknologi?
Sebenarnya apakah yang ditawarkan oleh hidup ini,
Selain segala beban hidup yang tidak berkesudahan?
Kehidupan yang sederhana dimasa lampau,
Membuat kita harus berjalan kaki untuk menuju suatu tempat,
Menimba air dari sumur untuk kebutuhan air bersih,
Terancam kelaparan saat memasuki musim dingin atau kekeringan,
Namun hidup disaat itu tidaklah lebih berat daripada kehidupan disaat kini,
Dengan bentuk kesukaran yang berbeda,
Dengan beban yang jauh lebih besar ditengah kian terbatasnya sumber daya alam.
Ketika kita memilih untuk tidak selalu mengikuti perkembangan zaman,
Maka kita akan tersisih dan dikatakan sebagai ketinggalan zaman.
Sejak saat inilah,
Umat manusia menjadi objek dari zaman,
Bukan lagi sebagai subjek dari zaman.
Sepenuhnya terdikte oleh zaman.
Namun,
Ada juga yang karena teguhnya prinsip diri,
Tetap menjaga prinsip-prinsip kebaikan secara konservatif,
Tidak termakan oleh waktu maupun oleh zaman,
Tidak tergerus oleh perubahan pola hidup masyarakat,
Tetap berpegang pada prinsip-prinsip otentik,
Seperti kejujuran,
Keadilan,
Sikap ksatria,
Dapat dipercaya,
Selaras antara ucapan dan perbuatan,
Sementara sebagian besar diantara kita hanyut terbawa arus perubahan peradaban yang kian rusak moralitasnya.
Zaman boleh saja berubah,
Namun standar moralitas harus dijunjung tinggi,
Seperti permata yang harus terus dipegang erat sebagai jati diri.
Perjuangan yang mulia selalu bergerak melawan arus,
Bukan sebaliknya, mengikuti arus kekotoran batin.
Kita perlu selalu mengingat,
Ketamakan tidak pernah mengenal kata puas,
Sebanyak apapun ketamakan tersebut kita ikuti dan turuti.
Dengan cara demikianlah,
Kita tidak lagi dapat dipermainkan oleh perkembangan zaman apapun.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.