(DROP DOWN MENU)

Honesty Towards Ourselves, It was More than Enough

If we have spoken honestly,
But no one wants to believe what we have said,
Such conditions are not too much of a problem,
As long as we have conditioned ourselves to be honest,
In the midst of dishonest society.
The most important,
We are fully aware that we are honest people.
It was more than enough.
If we have worked hard,
But no one wants to acknowledge the hard work we have mustered,
Such a situation is not the main problem,
As long as we have done the best we can,
In the midst of cheating many community members who want to enjoy life without hard work.
The most important,
We are fully aware that we are someone who is not afraid to face the hardships of life.
It was more than enough.
If we have been patient and tolerant,
But no one will appreciate our tolerant and patience attitude,
Such a dilemma is not the most shocking irony,
As long as we have endeavored to bear the burden of feeling through our patient and tolerant attitude,
In the midst of a fraudulent attitude of civilization that always uses violence to deal with differences.
The most important,
We fully live the purity of our character who is able to bear the burden of that feeling on our shoulders.
It was more than enough.
Even if we have done good,
But no one is willing to acknowledge our good deeds,
Such a tragedy is not the darkest time of our lives,
Throughout we have been sincere good intentions to help and assist,
In the midst of a busy population eating each other like a hungry wolf that can only live by eating other living things.
The most important,
We continue to plant many good works seeds,
Without knowing tired or shaken by the comments of others.
It was more than enough.
Not always the words of others become the most important thing.
Voice and honesty towards ourselves,
It was more than enough.

© HERY SHIETRA Copyright.

Bila kita telah berbicara jujur secara apa adanya,
Namun tidak ada yang mau memercayai apa yang telah kita ucapkan,
Kondisi demikian tidaklah terlampau menjadi masalah,
Sepanjang kita telah mengkondisikan diri kita untuk bersikap jujur,
Ditengah-tengah masyarakat yang tidak jujur.
Yang terpenting,
Kita sadar sepenuhnya bahwa kita adalah orang yang jujur.
Itu sudah lebih dari cukup.
Bila kita telah bekerja keras,
Namun tidak ada yang mau mengakui kerja keras yang telah kita kerahkan,
Keadaan demikian bukanlah masalah utamanya,
Sepanjang kita telah melakukan yang terbaik yang mampu kita kerjakan,
Ditengah-tengah sikap curang banyak anggota masyarakat yang menghendaki menikmati hidup tanpa kerja keras.
Yang terpenting,
Kita menyadari sepenuhnya bahwa kita adalah seseorang yang tidak takut menghadapi kesukaran hidup.
Itu sudah lebih dari cukup.
Bila kita telah bersikap sabar dan toleran,
Namun tiada yang mau menghargai berbagai sikap toleran dan kesabaran kita,
Dilema demikian bukanlah ironi yang paling mengejutkan,
Sepanjang kita telah berupaya menanggung beban perasaan lewat sikap sabar dan toleran kita,
Ditengah-tengah sikap penuh kepalsuan bangsa yang selalu menggunakan kekerasan untuk menghadapi perbedaan.
Yang terpenting,
Kita menghayati sepenuhnya kemurnian karakter kita yang mampu menanggung beban perasaan itu di bahu kita.
Itu sudah lebih dari cukup.
Bila sekalipun kita telah berbuat baik,
Namun tidak ada satu orang pun yang mau mengakui perbuatan baik kita,
Tragedi demikian bukanlah masa paling kelam dalam hidup kita,
Sepanjang kita telah telah secara tulus berniat baik untuk menolong dan membantu,
Ditengah-tengah populasi penduduk yang sibuk memakan sesamanya seperti seekor serigala lapar yang hanya dapat hidup dengan memakan makhluk hidup lainnya.
Yang terpenting,
Kita terus menanam banyak benih perbuatan baik,
Tanpa mengenal letih ataupun tergoyahkan oleh komentar-komentar orang lain.
Itu sudah lebih dari cukup.
Tidak selamanya perkataan orang lain menjadi suatu hal yang terpenting.
Suara hati dan kejujuran terhadap diri kita sendiri,
Itu sudah lebih dari cukup.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.