(DROP DOWN MENU)

Designing Your Own Character. Merancang Karakter Diri Kita Sendiri.

When we meet people behaving badly,
Enough for us not to imitate that bad behavior.
If we are born into a bad family,
So we don't need to follow that jerk culture.
If we have a father with an evil character,
Enough for us not to inherit that evil character.
Even if we are born into a nation of people who are not noble in character,
It is enough for us not to imitate the bad behavior of the nation in which we are born.
Facing people who are not able to think healthy,
So it is enough for us not to join in thinking illogically.
Be ourselves.
We always have a free choice to escape the shackles of the place where we were born and raised.
We have free will to design our own character.
We are free to determine our life and future choices.
We have the freedom to build our own destiny.
There is nothing eternal,
Including mental character and destiny.
All are subject to the law of change,
That's what is eternal, change.
Realizing nothing eternal,
Then we always have the freedom to take a stand and change ourselves,
Change the basic nature of ourselves,
Change our own future design,
As well as changing our own destiny.
We are free to follow what is good,
And let go of all the bad qualities inside us.
Enough to realize ourselves,
Reflecting often,
As well as communicating with ourselves.
Which is the main obstacle,
It is our inability to be honest with ourselves.
We, often, are deceived by the illusions we make ourselves,
That we are and always are right,
That we are perfect,
That we cannot act wrongly.
Second stage,
It is starting to want to acknowledge our shortcomings and selfishness,
And entering the third stage,
Fix ourselves.
We do not need to hold tightly to bad attitudes that only bring disaster to ourselves and disaster to others.
Bad attitude is like a foul odor that comes from our bad breath,
Wherever we go,
During the source of the stench was not yet overcome,
So wherever we go,
We will always smell unpleasant odors,
And violate others or the environment, for that foul aroma.
In fact, what is rotten is ourselves.

© HERY SHIETRA Copyright.

Hery Shietra Content Writer
Image by RIANA SHIETRA Copyright

Ketika kita berjumpa orang berperilaku buruk,
Cukup bagi kita untuk tidak meniru perilaku buruk itu.
Jika kita terlahir dari keluarga yang brengsek,
Maka kita tidak perlu mengikuti budaya brengsek itu.
Jika kita memiliki ayah dengan karakter yang jahat,
Cukup bagi kita untuk tidak mewarisi karakter jahat itu.
Kalaupun kita terlahir dalam komunitas bangsa yang tidak berwatak mulia,
Cukup bagi kita untuk tidak meniru perilaku buruk bangsa tempat kita terlahir.
Menghadapi orang-orang yang tidak mampu berpikir secara sehat,
Maka cukuplah bagi kita untuk tidak ikut-ikutan berpikir secara tidak logis.
Jadilah diri kita sendiri.
Kita selalu punya pilihan bebas untuk lepas dari belenggu tempat dimana kita dilahirkan dan dibesarkan.
Kita memiliki kehendak bebas untuk merancang karakter diri kita sendiri.
Kita bebas untuk menentukan pilihan hidup serta masa depan kita.
Kita memiliki kebebasan untuk membangun nasib kita sendiri.
Tidak ada yang kekal abadi,
Termasuk karakter mental maupun takdir.
Semuanya tunduk pada hukum perubahan,
Itulah yang abadi, perubahan.
Menyadari tiada yang kekal,
Maka kita selalu memiliki kebebasan untuk mengambil sikap dan mengubah diri kita sendiri,
Mengubah watak dasariah diri kita sendiri,
Merubah rancangan masa depan kita sendiri,
Serta merubah nasib kita sendiri.
Kita bebas untuk mengikuti apa yang baik,
Dan melepaskan segala sifat yang buruk dari dalam diri kita.
Cukup dengan menyadari diri kita sendiri,
Sering-sering bercermin,
Serta berkomunikasi dengan diri kita sendiri.
Yang menjadi kendala paling utama,
Ialah ketidakmampuan diri kita untuk bersikap jujur terhadap diri kita sendiri.
Kita, sering kali, tertipu oleh ilusi yang kita buat sendiri,
Bahwa kita sudah dan selalu benar,
Bahwa kita sudah sempurna,
Bahwa kita tidak dapat bertindak keliru.
Tahapan kedua,
Ialah mulai untuk mau mengakui kekurangan dan kelemahan diri kita,
Dan memasuki tahap ketiga,
Memperbaiki diri kita sendiri.
Kita tidak perlu menggenggam erat sikap-sikap buruk yang hanya mendatangkan petaka bagi diri kita sendiri maupun bencana bagi orang lain.
Sikap buruk bagaikan bau busuk yang bersumber dari bau mulut kita,
Kemana pun kita pergi,
Selama sumber bau busuk itu belum kita atasi,
Maka kemana pun kita melangkah,
Kita akan selalu mencium aroma tidak sedap,
Dan menyalahi orang lain ataupun lingkungan, atas aroma busuk itu.
Padahal yang busuk ialah diri kita sendiri.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.