JENIUS KONSULTAN, TRAINER, ANALIS, PENULIS ILMU PENGETAHUAN ILMIAH HUKUM RESMI oleh HERY SHIETRA

Konsultasi Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, dan Korporasi. Prediktif, Efektif, serta Aplikatif. Syarat dan Ketentuan Layanan Berlaku

The Right Way to Glorify God. Cara yang Tepat Memuliakan Tuhan

Do you think, for devotion to God,
Should the cult-praise and worship God?
What is all praise and worship,
Really needed by God?
Is God,
Will not exist without praise and worship of mankind?
If you think like that,
Means God who needs humans,
Not the other way around.
To glorify God,
Actually it is the same as the way you being filial to your own parents,
Ie be a good man,
So as not to worry your parents.
Our parents don't need to praise,
Especially worship.
Be a good human being,
Humans with noble character,
Humans who avoid bad deeds,
Humans who enjoy doing good,
Humans who practice self-control,
So that is more enough to make the family name prosper.
On the contrary,
If we grow up and become bad people, scoundrels, bastards, con artists, even mafias,
Then the first time will feel sad, see our actions,
Is our own parents,
Our parents will regret what we have done,
Regret having given birth to us,
Or even regret their own lives for failing to educate us as children.
Good parents,
Even if we don't serve them,
Will not have an evil heart to curse us so we go to hell.
What's more,
Good God,
It won't throw us to hell just because we don't want to worship him.
Good God,
Not a personification of the figure of a despotic king,
A king who is power-crazy and crazy about being praised.
Being a pure pure person,
Have a noble behavior without blemish,
That is more than enough to glorify our parents,
It's more than enough to glorify our creator,
And it's more than enough to glorify ourselves.
There is nothing good about degrading our own dignity, being a person who is good at words,
Good at worshiping,
Good adoration and praise.
Anyone can worship and praise,
But not everyone is able to have noble character and behave well towards other living beings.
Worship is always easy,
So also praise.
But to plant good karma seeds,
Commitment needed,
Real action,
Sweat,
Determination
Self-sacrifice,
As well as consistency between words and deeds.
Which one do you choose,
Being a smart worshipers praise,
Or become a noble human being who will be praised by the gods, like a Buddha who is even respected and becomes the teacher of the gods?

© HERY SHIETRA Copyright.

Menurut pendapatmu, untuk berbakti kepada Tuhan,
Haruskah dengan cara memuja-muji dan menyembah Tuhan?
Apakah segala puja-puji dan sembah sujud itu,
Benar-benar dibutuhkan oleh Tuhan?
Apakah Tuhan,
Tidak akan eksis tanpa puja-puji dan sembah sujud umat manusia?
Jika engkau berpikir seperti itu,
Berarti Tuhan yang membutuhkan manusia,
Bukan sebaliknya.
Untuk memuliakan Tuhan,
Sebenarnya sama saja dengan cara dirimu berbakti kepada orangtua engkau,
Yakni jadilah manusia yang baik,
Agar tidak membuat cemas orangtua engkau.
Orangtua kita tidak butuh puja-puji,
Terlebih sembah sujud.
Jadilah manusia yang baik,
Manusia yang berwatak mulia,
Manusia yang menghindari perbuatan-perbuatan buruk,
Manusia yang senang melakukan kebajikan,
Manusia yang berlatih pengontrolan diri,
Maka itu sudah lebih cukup untuk mengharumkan nama keluarga.
Sebaliknya,
Jika kita tumbuh dan menjadi manusia jahat, berandal, bajingan, penipu, bahkan mafia,
Maka yang paling pertama kali akan merasa sedih melihat perbuatan kita,
Ialah orangtua kita sendiri,
Orangtua kita yang akan menyesali apa yang telah kita perbuat,
Menyesali telah melahirkan kita,
Atau bahkan menyesali hidup mereka sendiri karena telah gagal mendidik kita sebagai seorang anak.
Orangtua yang baik,
Sekalipun kita tidak berbakti pada mereka,
Tidak akan memiliki hati yang jahat untuk mengutuk kita agar kita masuk neraka.
Terlebih,
Tuhan yang baik,
Tidak akan melempar kita ke neraka hanya karena tidak mau menyembah dirinya.
Tuhan yang baik,
Bukanlah personifikasi dari sosok seorang raja yang lalim,
Raja yang gila kuasa dan gila pujian.
Menjadi manusia yang berwatak murni bersih,
Memiliki perilaku mulia tanpa cela,
Itu sudah lebih dari cukup untuk memuliakan orangtua kita,
Sudah lebih dari cukup untuk memuliakan pencipta kita,
Dan sudah lebih dari cukup untuk memuliakan diri kita sendiri.
Tidak ada yang bagus dari merendahkan diri kita sendiri menjadi seorang yang pandai berkata-kata manis,
Pandai menyembah,
Pandai memuja dan memuji.
Siapapun dapat menyembah dan memuji,
Namun tidak semua orang sanggup untuk memiliki watak mulia dan berperilaku baik terhadap makhluk hidup lainnya.
Menyembah selalu mudah,
Begitu pula memuji.
Namun untuk menanam benih karma baik,
Dibutuhkan komitmen,
Perbuatan nyata,
Keringat,
Tekad,
Pengorbanan diri,
Serta konsistensi antara ucapan dan perbuatan.
Pilih mana,
Menjadi seorang penyembah yang pandai memuji,
Atau menjadi manusia berjiwa mulia yang akan dipuji oleh para dewa, seperti seorang Buddha yang bahkan disegani dan menjadi guru dari para dewa?
© Hak Cipta HERY SHIETRA.